Umat yang Terpuji, Ternama dan Terhormat (Visi 2021: Perabot untuk Maksud yang Mulia / Connected to God II)

UMAT YANG TERPUJI, TERNAMA DAN TERHORMAT (Visi 2021: Perabot untuk maksud yang mulia/Connected to God II)

Ulangan 26:16-19 (19) dan Ia pun akan mengangkat engkau di atas segala bangsa yang telah dijadikan-Nya, untuk menjadi terpuji, ternama dan terhormat. Maka engkau akan menjadi umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, seperti yang dijanjikan-Nya.”

Seperti kita ketahui, kitab Ulangan berisi perkataan-perkataan yang diucapkan Musa kepada seluruh orang Israel di seberang sungai Yordan sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian. Sesuai dengan namanya ‘deuteronomi’ (pengulangan hukum) atau ‘salinan hukum’, kitab ini berisi hukum yang sebetulnya telah diberikan Tuhan kepada bangsa Israel di gunung Sinai. Namun kali ini hukum tersebut dibacakan kembali kepada generasi yang baru, sebab mereka belum lahir atau belum dewasa pada saat pemberian hukum yang pertama kali. Kemana gerangan generasi yang pertama?

Generasi pertama adalah generasi yang telah memberontak kepada Tuhan. Mereka adalah sepuluh dari dua belas pengintai yang membawa pulang hasil pengintaian selama empat puluh hari kepada Musa. Namun sayangnya, mereka menjadi pesimis karena penduduk asli dari tanah yang mereka intai itu besar-besar seperti raksasa. Mereka kuatir raksasa-raksasa itu akan “menelan” mereka. Hal ini menimbulkan ketakutan atas seluruh bangsa Israel sehingga mereka enggan untuk memasukinya. Dalam amarah-Nya, Tuhan menetapkan segenap orang-orang Israel yang memberontak kepada-Nya tadi tidak akan masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan, kecuali Yosua dan Kaleb.

Di akhir kotbah panjangnya tersebut, Musa menantang umat Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk setia kepada Tuhan, sama seperti ikrar para pendahulu mereka kepada Tuhan di gunung Sinai empat puluh tahun silam. Sangat menarik untuk diperhatikan, bahwa di sini terdapat dua janji yang diikrarkan secara bergantian atau bolak balik. Yang satu adalah ikrar bahwa Tuhan berjanji kepada umat-Nya bahwa Ia akan menjadi Allah atas umat-Nya, dan umat-Nya pun akan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (ayat 17). Artinya, umat Israel merespons untuk benar-benar memerlakukan Tuhan sebagai Allah, bukan “yang lain” untuk menjadi Allah mereka. Dan siap melaksanakan peraturan dan ketetapannya.

Satunya lagi, ikrar bahwa umat Israel berjanji untuk menjadi umat kesayangan Tuhan seperti yang dijanjikan-Nya dan akan berpegang pada segala perintah-Nya (ayat 18). Dan luar biasanya Tuhan berespon bahwa Ia akan mengangkat bangsa Israel di atas segala bangsa untuk menjadi umat yang terpuji, ternama dan terhormat. Israel akan menjadi umat yang kudus bagi Tuhan seperti yang dijanjikan-Nya. Setelah komitmen ulang ini dinyatakan, maka mulailah Tuhan menggenapkan janji-Nya dengan menuntun bangsa Israel memasuki babak baru yang berbeda, yaitu babak
kepemimpinan Yosua, dimana di dalamnya mereka mengalami banyak hal yang berbeda dari sebelumnya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Bahwa seperti bangsa Israel dibawa Tuhan masuk ke wilayah yang baru, demikian pula kita saat ini. Tuhan juga sedang membawa kita masuk ke dalam “babak yang baru” atau “musim yang baru” dari kehidupan. Apakah perjalanan menjadi lebih mudah? Tidak. Tantangan masih akan terus mewarnai. Namun Tuhan akan membangkitkan pribadi-pribadi yang luar biasa. Pribadi-pribadi seperti Yosua yang siap untuk menaklukkan berbagai wilayah dengan cara Tuhan yang luar biasa. Jadi penekanan Tuhan kali ini lebih kepada pribadi-pribadi orang percaya, dimana Tuhan siap untuk meninggikannya.

Beberapa kualitas yang perlu kita miliki dan pelihara berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita sungguh menjadi umat yang terpuji, ternama dan terhormat, di antaranya adalah:

(1). Melakukan dengan setia

Ul. 26:16 “Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.

Sebelum kita belajar tentang kesetiaan kita sebagai orang percaya, alangkah baiknya kita belajar terlebih dahulu tentang kesetiaan Tuhan dalam kehidupan kita. Apabila kita memiliki pemahaman tentang kesetiaan Tuhan di segala “musim” kehidupan kita, maka seharusnya iman kita akan tetap kuat, bahkan kita akan selalu mengucap syukur dalam segala keadaan. Menurut KBBI, kesetiaan adalah tentang berpegang teguh pada janji, tetap patuh dan taat bagaimanapun berat tugas yang harus dijalankan. Menurut Alkitab, kesetiaan adalah tidak tergoyahkan, tidak berubah dan dapat dipercaya.

Dari definisi tersebut, maka kita bisa menyimpulkan bahwa Tuhan adalah pribadi yang setia yang berpegang teguh pada janji-janji-Nya, Ia tidak tergoyahkan dan layak untuk dipercaya. Kesetiaan Tuhan tidak ditentukan dari sikap manusia yang seringkali berubah-ubah mengikuti keadaan dan situasi yang dialami. Itulah sebabnya dikatakan bahwa sekalipun kita tidak setia, Dia tetap setia (2 Tim. 2:13). Luar biasanya, di tengah ketidaksetiaan bangsa Israel kepada Tuhan, Tuhan melalui Musa mengumpulkan segenap bangsa Israel untuk mengikrarkan ulang komitmen mereka untuk kembali setia kepada Tuhan agar mereka bisa memasuki tanah Perjanjian seperti yang telah dijanjikan Tuhan.

(2). Melakukan dengan sepenuh hati

Ul. 26:16 “Pada hari ini TUHAN, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.

Pada waktu Musa memerintahkan 12 pengintai untuk menyelidiki tanah Kanaan yang akan mereka masuki, alangkah terkejutnya mereka ketika melihat kenyataan bahwa bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, termasuk adanya keturunan Enak yang tingginya seperti raksasa. Atas dasar itu, kesepuluh pengintai mengabarkan bahwa mereka tidak dapat maju memasuki negeri yang dijanjikan Tuhan tersebut, karena jelas bahwa penduduk di sana lebih kuat daripada mereka. Hal ini membuat kecut setiap hati bangsa Israel.

Hanya Yosua dan Kaleblah yang kembali dengan membawa berita baik, bahwa meskipun penduduk tanah perjanjian memang besar-besar, namun mereka percaya bahwa bangsa Israel dengan penyertaan Tuhan akan sanggup untuk menduduki tanah perjanjian tersebut. Mereka tidak pernah meragukan Tuhannya, sekalipun apa yang dilihat oleh mata mereka mungkin tidak seperti yang mereka harapkan pada awalnya. Mereka memercayai janji Tuhan tanpa ragu. Hal inilah yang membuat hanya mereka berdua yang akan masuk ke tanah perjanjian. Tuhan mengatakan, karena mereka mengikut Tuhan dengan sepenuh hatinya.

Mari jemaat Tuhan, apa yang kita lihat dan saksikan hari-hari ini mungkin sesuatu yang mengagetkan, jauh dari apa yang Tuhan janjikan sebelumnya. Namun bukan artinya Tuhan tidak bisa menggenapi janji-Nya. Yang dibutuhkan adalah orang-orang yang mau terus maju dengan sepenuh hati, karena hanya dengan kualitas yang seperti ini orang-orang percaya dapat mengalami hal-hal luar biasa yang Tuhan akan percayakan. Selamat memersiapkan diri!

Tuhan Yesus memberkati!

Umat yang Terpuji, Ternama dan Terhormat (Visi 2021: Perabot untuk Maksud yang Mulia / Connected to God II)

| Warta Jemaat |
About The Author
-