Selesaikan Kepingan Demi Kepingan Gambar (Pesan Gembala, 19 Januari 2020)

Lukas 18:18-27 (22) Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Salah satu permainan yang dapat dimainkan oleh semua tingkat usia adalah permainan puzzle. Puzzle adalah permainan menyusun gambar dimana bagian demi bagian dari gambar keseluruhan sengaja dipecah-pecah menjadi kepingan-kepingan kecil. Dari kepingan-kepingan yang terpisah tadi barulah kita mencoba kembali menyusunnya ke dalam bingkai dengan menghubungkan kepingan demi kepingan kecil tadi menjadi sebuah gambar utuh yang indah. 

Kepingan gambar pada puzzle umumnya dibuat tidak simetris sehingga keping gambar itu unik dan membantu pemain dalam menyusunnya. Puzzle sudah dapat dikenalkan pada anak-anak usia 10 bulan dengan kepingan yang sedikit dan mudah. Makin tinggi tingkat kedewasaan pemain, maka makin tinggi pula tingkat kesulitan permainan puzzle tersebut. Seperti semakin banyak dan rumitnya kepingan-kepingan yang harus disatukan. 

Apa yang kita mau pelajari melalui penjelasan tentang permainan puzzle ini? Fase-fase kehidupan kita ternyata sama seperti permainan puzzle. Namun bedanya, kita baru bisa melihat hasil penyelesaian gambar tiap fase kehidupan kita setelah seluruh keping gambar terpasang dengan tepat. Saat kita melihat satu persatu kepingan-kepingan gambar acak, kita belum melihat apa-apa disana. Tetapi yang pasti kita akan takjub ketika kepingan demi kepingan kecil itu terpasang menjadi satu bagian utuh. Itu yang Tuhan rancangkan bagi kita. 

Setiap kita memiliki “kotak unik” permainan puzzlenya masing-masing dengan gambar-gambar rancangan Tuhan yang sangat menakjubkan untuk kita. Bagian kita adalah terus menyusun kepingan demi kepingan gambar tersebut satu persatu. Karena hanya Tuhan satu-satunya yang tahu hasil akhir dari masing-masing gambar itu, maka dia akan menolong kita dalam menyusun kepingan demi kepingan gambar tersebut. 

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menyatakan bahwa masing-masing kita memiliki gambar indah yang harus disusun satu persatu. Ada yang masih berupa kepingan-kepingan yang belum terlihat sebuah kesatuan gambar utuh, ada pula yang sudah hampir menjadi sebuah kesatuan gambar yang indah, namun tetap harus menyelesaikan dan menemukan sisa-sisa kepingan yang harus diselesaikan. 

Kepingan-kepingan puzzle yang harus diselesaikan itu dapat berupa perintah Tuhan yang harus kita laksanakan atau kebenaran yang harus kita hidupi, juga bisa berupa keadaan sulit yang harus kita hadapi dengan sikap yang benar walaupun tidak mudah, bahkan termasuk badai yang harus dilewati. Kita perlu semua bagian demi bagiannya: dalam kondisi baik dan buruk, mudah dan sulit. Karena dengan semua bagian itu kita baru bisa dibentuk dan dibimbing menjadi siapa kita yang seutuhnya seperti gambar yang Tuhan sudah rancangkan. 

Perjumpaan Yesus dengan seorang pemimpin muda yang bertanya kepada Yesus apa yang harus ia perbuat untuk memeroleh hidup yang kekal (ayat 18), membuat ia terkejut dan tidak siap dengan jawaban yang Yesus berikan lalu dengan sedih pergi meninggalkan Yesus. 

Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini di antaranya adalah: 

(1). Menyadari bahwa Yesus bukan sekedar Guru yang baik, tetapi Ia adalah Allah (He is not only a good Teacher, but He is God). 

Luk. 18:18 Ada seorang pemimpin bertanya kepada Yesus, katanya: “Guru yang baik, apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” 

Seorang pemimpin muda datang kepada Yesus dan mengutarakan isi hatinya bagaimana caranya agar dapat memeroleh hidup yang kekal. Sebetulnya orang ini sudah datang kepada Pribadi yang tepat, yaitu Yesus yang memang berkuasa untuk memberikan hidup kekal bagi seluruh umat manusia. Ia merasa sudah menjalani kehidupan yang saleh dan tanpa cela. Terbukti ketika ia mengatakan bahwa segala perintah Allah dan hukum-hukum Taurat sudah ia jalankan sejak masa mudanya. 

Namun Yesus yang mengetahui siapa sesungguhnya pribadi orang muda ini dan apa yang ada di dalam dirinya, termasuk keterikatan apa yang masih membelenggunya. Maka Yesus menawarkan jalan keluar kepadanya dengan memerintahkannya untuk menjual segala yang dimiliki dan membagi-bagikannya kepada orang-orang miskin agar ia beroleh harta di sorga. Betapa terkejut dirinya mendengar perkataan tersebut, lalu ia meninggalkan Yesus. Sekiranya ia menyadari siapa yang berbicara kepadanya tentulah ia tidak menjadikan perkataan Yesus hanya sebagai perkataan seorang guru yang baik semata-mata saja. Ia adalah Allah yang sedang melengkapi “kepingan” yang belum ia temukan. 

(2). Menyadari bahwa apa yang berani kita serahkan kepada Tuhan bukanlah suatu kehilangan, melainkan suatu perolehan. 

Luk. 18:22 …  “Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” 

Apa yang dikatakan Yesus kepadanya adalah untuk menolong pemimpin muda ini menemukan hidup kekal sebagaimana yang ia rindukan. Yesus ingin membebaskan pemuda ini dari “susunan gambar puzzle” yang salah. Namun perkataan Yesus ini dianggap sebagai sesuatu yang akan merugikan dirinya. Bayangkan, ia disuruh menjual segala yang ia miliki. Ia tidak siap dengan semua kehilangan itu. Padahal Yesus sedang mengajarkan hidup kelimpahan yang sejati. 

Tidak jarang, perkataan Tuhan sering disalahpahami. Perintah-perintahnya sering dianggap sebagai sesuatu yang akan menyusahkan hidup. Padahal bukankah kita tahu bahwa perkataan-perkataan firman-Nya adalah pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita? Banyak orang merasa melakukan perintah Tuhan seakan-akan merugikan dirinya, padahal menuntun kita ke arah tujuan yang Tuhan kehendaki. Kita tidak akan pernah kehilangan apa-apa ketika mengikuti jalan-jalan-Nya. 

Mari jemaat Tuhan, seringkali cara Tuhan membantu merangkaikan keping demi keping gambar “puzzle” kehidupan kita dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu zona nyaman kita, padahal Ia sedang memercepat terbentuknya gambar indah dari fase kehidupan kita. Selamat menyusun “puzzle”! 

Tuhan Yesus memberkati! 

Selesaikan Kepingan Demi Kepingan Gambar (Pesan Gembala, 19 Januari 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-