Sadar dan Berjaga-Jagalah! (Pesan Gembala, 19-05-2019)

SADAR DAN BERJAGA-JAGALAH!

1 Petrus 5:6-11(10) Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Mungkin kita pernah menonton tayangan dokumenter di televisi tentang kehidupan satwa liar di Afrika. Bagaimana seekor singa berburu kawanan rusa, zebra, atau banteng liar. Singa-singa tersebut biasanya akan menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengamati mangsa mana yang terlihat lemah. Singa memilih menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih mangsa, dibandingkan dengan waktu sekitar lima menit yang dibutuhkan untuk mengejar dan menangkap mangsanya tersebut.
Demikian juga dengan iblis. Iblis selalu mengincar orang-orang percaya yang lemah, yang akan menjadi mangsanya. Oleh karena itulah Rasul Petrus mengingatkan orang percaya untuk sadar dan berjaga-jaga. Seorang pencuri tentu saja akan berpikir dua kali apabila daerah yang diincarnya untuk melakukan aksinya ternyata penuh dengan orang yang bertugas ronda. Demikian juga iblis, ketika ia mendapati orang percaya berjaga-jaga, tentunya iblis juga akan berpikir untuk menyerangnya. Walaupun demikian, bukan artinya iblis akan mundur begitu saja, tetapi ia akan terus berusaha mencari waktu yang baik untuk bisa menyerang kembali.
Seperti itulah iblis menyerang kita. Ia datang dengan auman-aumannya yaitu dalam bentuk intimidasi-intimidasi. Ia memiliki tujuan untuk membuat kita orang percaya menjadi bingung, patah semangat, kehilangan kesabaran, atau membuat kita terlalu membesar-besarkan persoalan kita sendiri. Iblis berusaha mengintimidasi dan menelan kita. Dan seringkali banyak orang percaya berpikir bahwa mereka sudah “ditelannya,” sementara kenyataannya, mereka hanya mendengar auman singa itu, dan iblis sama sekali belum menyentuhnya.
Hari ini kita diingatkan untuk kita sadar akan adanya serangan dalam hidup kita. Setiap hari iblis selalu berusaha menyerang kita dengan berbagai cara. Salah satunya adalah lewat masalah yang ada dalam hidup ini. Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Setiap hari mungkin ada saja masalah yang harus kita hadapi. Yang satu belum selesai, mungkin sudah muncul persoalan yang baru. Ia akan berusaha menutup mata rohani orang percaya, sehingga seakan-akan Tuhan itu sangat jauh dan tidak terjangkau. Seakan-akan kita selalu menghadapi persoalan sendirian. Iblis mau kita kuatir dan lupa keberadaan Tuhan.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau setiap kita menjadi orang-orang yang menyadari bahwa ada musuh yang sedang menanti-nantikan waktu yang tepat untuk memangsa orang-orang percaya yang dalam keadaan lemah dan dalam keadaan di bawah pengaruh (Eng. intoxicated) oleh berbagai keadaan. Ingat, bahwa peperangan yang kita hadapi bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan kuasa si jahat yang tidak terlihat oleh mata jasmani. Dunia hari-hari ini sedang menina-bobokan umat manusia termasuk orang percaya. Banyak orang percaya yang dalam keadaan “tertidur secara rohani” atau “spiritual slumber.”
Respon apa yang harus kita lakukan berkaitan dengan keadaan yang demikian?

(1). Jangan membiarkan dunia dan berbagai keadaan “meracuni” kita.
1 Pet. 5:10 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling…
Kata “sadarlah” (Yun. :nepho) memiliki arti waras atau bebas dari kondisi mabuk atau bebas dari pengaruh racun (intoxicated) atau minuman keras. Hari-hari ini dunia mencoba menawarkan sesuatu yang memabukkan dan memikat hati. Mereka menawarkan sesuatu yang mengenakkan bagi daging, seperti kelimpahan yang menghasilkan kemalasan atau kesenangan duniawi yang memuaskan hati. Daging yang terracuni akan membuat pengejaran seseorang akan Tuhan menjadi salah.
Namun ternyata keadaan yang memabukkan itu tidak selalu berupa kenikmatan dunia saja. Keadaan susah dan sedih karena masalah yang menerpa dan rasa disakiti oleh sesama pun ketika dibiarkan, akan menguasai diri seorang pemercaya. Maka sejak itu ia akan mulai “teracuni” oleh berbagai perasaan yang berkecamuk di hati. Lalu iblis dengan tidak segan-segan akan mengatakan bahwa Tuhan itu kejam dan tidak lagi mengasihi dirinya. Jika orang itu lemah, maka ia akan mudah termakan perkataan si iblis. Oleh sebab itu, latihlah terus kepekaan rohani kita dan tetap sadar siapa musuh yang sesungguhnya dan lawanlah.

(2). Jangan memiliki rasa aman yang salah.
1 Pet. 5:10 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling…
Pada waktu Petrus lewat suratnya ini menyuruh umat Tuhan untuk berjaga-jaga, mungkin sekali ia ingat akan peristiwa dimana Yesus menyuruhnya untuk berjaga-jaga di dalam doa sebelum penyaliban (Mat. 26:40-41), dan kegagalannya untuk menaati perintah Yesus menyebabkan ia jatuh ke dalam penyangkalan sebanyak tiga kali.
Mungkin saja pada waktu itu Petrus dan para murid sedang dalam kondisi kecapaian secara fisik, tetapi seandainya mereka menyadari apa yang akan terjadi di depan mereka, pasti mereka tidak akan membiarkan diri mereka tertidur begitu saja. Musuh sebetulnya sedang berjalan seperti singa yang mengaum-aum mencari orang yang dapat ditelannya, tetapi murid-murid kelihatannya merasa aman-aman saja mengingat mereka sedang bersama-sama rekan murid yang lain, ditambah ada Yesus yang sedang berdoa di dalam taman, maka mereka berpikir inilah saat yang tepat untuk beristirahat, sedangkan bagi Yesus inilah saat yang tepat untuk berdoa dan berjaga-jaga.
Jemaat Tuhan, ingatlah, bahwa musuh tidak akan menyerang wilayah dimana terdapat benteng pertahanan yang kuat dari kita, ia akan mencari titik kelemahan setiap kita. Namun akan berbeda, ketika kita berjalan dalam kewaspadaan rohani (spiritual alertness) yang tinggi, maka apapun yang menjadi titik kelemahan kita, mereka tidak akan mampu untuk menyergapnya begitu saja. Selamat berjaga-jaga!

Tuhan Yesus memberkati!

Sadar dan Berjaga-Jagalah! (Pesan Gembala, 19-05-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-