Pertobatan yang Membawa kepada Pemulihan (Pesan Gembala, 20 September 2020)

PERTOBATAN YANG MEMBAWA KEPADA PEMULIHAN

Hosea 14:4-8 (8) Efraim, apakah lagi sangkut paut-Ku dengan berhala-berhala? Akulah yang menjawab dan memperhatikan engkau! Aku ini seperti pohon sanobar yang menghijau, dari pada-Ku engkau mendapat buah.

Perikop ini diawali dengan teguran Allah melalui nabi Hosea kepada umat Israel atas pelanggaran yang telah mereka lakukan sehingga menyebabkan mereka tergelincir ke dalam berbagai-bagai kesusahan. Bangsa Israel secara kolektif tersandung karena ketidaktaatan yang mereka lakukan. Mereka telah terseret menjauh dari iman mereka dan bersekutu dengan para pemercaya ilah lain dari bangsa Asyur. Melihat kegagahan bangsa Asyur tanpa disadari telah membuat mereka diam-diam mengagumi allah yang disembah bangsa Asyur itu.

Ada iman yang sedikit demi sedikit mulai terdegradasi dari dalam diri bangsa Israel terhadap Allahnya. Mereka lebih memilih untuk memercayai “kuda-kuda” bangsa lain, yang lebih kuat dibandingkan dengan apa yang mereka miliki. Mereka mulai kagum terhadap cara-cara yang lain, di luar cara yang dikehendaki Tuhan. Cara-cara yang dilakukan oleh bangsa lain seringkali terlihat lebih baik dan hasil yang seolah-olah lebih cepat, namun apakah berkenan di hadapan Tuhan, ini yang seringkali tidak disadari. Janji dan hukum Tuhan mulai tidak terlalu diindahkan.

Namun yang luar biasa, melalui nabi-Nya, Tuhan menyerukan bangsa Israel untuk kembali kepada Tuhan dan berjalan di jalan yang dikehendaki Tuhan. Inilah penghiburan bagi Israel, karena Tuhan belum selesai dengan umat-Nya ini. Tuhan ada bagi umat-Nya dengan tangan yang senantiasa terjulur. Dialah yang selalu mengambil inisiatif untuk terjadinya pemulihan. Oleh sebab itu, alangkah bodohnya apabila orang percaya tidak mengindahkan seruan Tuhan ini.

Tuhan tidak pernah mengajukan persyaratan yang sulit bagi umat-Nya untuk kembali. Ia adalah Allah yang bermurah hati. Panggilan-Nya selalu berdasarkan kasih dan pengampunan. Yang dibutuhkan dari umat-Nya adalah datang dan membawa kata-kata penyesalan dan tindakan nyata bahwa mereka sudah tidak lagi melakukan apa yang tidak berkenan kepada Tuhan, dan mempersembahkan semua itu kepada Tuhan. Dan yang luar biasa, Tuhan tidak hanya mengampuni umat-Nya, namun berjanji untuk kembali memulihkan keadaan umat-Nya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan menjanjikan terjadinya pemulihan suatu keadaan, dari yang tadinya sebuah hamparan tanah gersang yang tidak ditumbuhi tanaman apapun, menjadi suatu dataran subur yang ditumbuhi oleh berbagai tunas muda yang kemudian berkembang menjadi hamparan tanaman dan pepohonan yang memiliki ragam kegunaan menyelimuti wilayah tersebut. Luar biasa bukan? Namun hal itu tidak terjadi begitu saja, sampai ada umat Tuhan yang menyadari siapa pusat kebergantungannya yang sesungguhnya, yang sanggup untuk memberikan aliran air tanpa pernah berhenti dan sampai ada ranting-ranting yang mau menempelkan dirinya kepada pokok atau induk tanaman. Seperti carang tanaman anggur kepada pokoknya.

Beberapa prinsip yang perlu kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Memahami prinsip pertobatan yang dikehendaki Tuhan

Hosea 14:2 Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: “Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami (Amp.: …, so that we may present the fruit of our lips)

Tuhan tahu sekali sifat bangsa Israel yang kerap melakukan pertobatan yang pura-pura. Seringkali mereka menyatakan penyesalan mereka kepada Tuhan hanya sebatas di perkataan mulut mereka saja, bukan keluar dari hati yang tulus. Mereka seolah-olah bertobat karena keadaan buruk yang mereka alami semata. Ketika keadaan mulai membaik, maka mereka kembali mengulangi perbuatan mereka. Dan ini yang membuat Tuhan menjadi marah.

Melalui nabi Hosea, Tuhan menyerukan pertobatan kepada bangsa Israel. Namun kali ini Tuhan menginginkan kesungguhan hati dari Israel. Mereka bukan hanya sekedar membawa kata-kata penyesalan saja, namun mereka harus berbalik dari perbuatan mereka yang tidak berkenan. Dari perbuatan penyembahan kepada ilah lain, mereka harus mengambil keputusan untuk berhenti melakukannya, lalu kembali menyembah Allah yang sesungguhnya. Tidak cukup dengan semua itu, selanjutnya Tuhan mau melihat buah dari pertobatan mereka. Karena hanya dengan mencicipi buahnya, maka barulah orang dapat mengenali seperti apa pohon yang menghasilkan buah tersebut.

(2). Memahami prinsip pertumbuhan

Hosea 14:7 Mereka akan kembali dan diam dalam naungan-Ku dan tumbuh seperti gandum; mereka akan berkembang seperti pohon anggur, yang termasyhur seperti anggur Libanon.

Tuhan kemudian menjanjikan kepada bangsa Israel akan tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dan pepohonan di tanah mereka. Lahan kering dan gersang yang sebelumnya mereka alami akan berubah menjadi dataran tanah subur yang berlimpah dengan berbagai jenis tumbuhan yang hasilnya sangat bermanfaat untuk mereka nikmati.

Entahkah dipahami secara hurufiah tentang proses alami
tumbuhnya sebuah pohon, dari mulai benih ditabur hingga berbuahnya, ataupun dipahami secara kiasan dimana gambaran tumbuhnya berbagai pepohonan ini bermakna bahwa Tuhan sedang menggambarkan proses pertumbuhan rohani umat Tuhan terjadi ketika mereka mau datang mendekat dan menjalin keintiman. Luar biasanya, Tuhan sedang menggabungkan pengertian hurufiah dan kiasan ini ke dalam kenyataan yang tidak dapat disangkal, dimana umat Tuhan akan dapat menikmati semuanya ini.

Mari umat Tuhan, ketika kita memahami dan menghidupi prinsip-prinsip ini, maka terjadinya pemulihan keadaan dari kondisi gersang menjadi berbuah-buah hanyalah dampak, bukan tujuan utamanya. Tujuan utamanya adalah ketika umat Tuhan mau kembali ke habitat yang sesungguhnya yaitu dekat dengan Tuhan yang menciptakan dan berjalan dalam rencana-Nya. Selamat menikmati hasil persekutuan dengan Tuhan!

Tuhan Yesus memberkati!

Pertobatan yang Membawa kepada Pemulihan (Pesan Gembala, 20 September 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-