Perkataan yang Tepat (Pesan Gembala, 24-03-2019)

PERKATAAN YANG TEPAT

Amsal 25: 11-12 (11) Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel di pinggan perak.

Ayat di atas merupakan salah satu dari kumpulan amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan oleh pegawai-pegawai raja Hizkia, berisi tentang berbagai nasihat di dalam berkata-kata. Kualitas perkataan yang kita ucapkan bukanlah dinilai dari seberapa banyak kata-kata yang kita ucapkan atau seberapa pandai kita merangkai kata-kata, melainkan perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya serta berdampak untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.

Pengandaian buah apel emas di pinggan perak adalah sebuah ungkapan yang indah menggambarkan betapa serasi dan eloknya ketika keduanya sama-sama dipajang untuk dipersembahkan sebagai makanan raja. Artinya, jika kita mengucapkan perkataan yang tepat isinya dan mengucapkannya pada waktu yang tepat, maka orang yang mendengarkannya pasti akan merasakan suatu kekuatan bahkan kesembuhan. Hati yang mungkin sebelumnya dipenuhi luka dan amarah akan digantikan dengan damai sejahtera. Bukan sebaliknya.

Perkataan yang tepat itu ibarat anak panah yang dilepaskan seorang pemanah dari busurnya dan tepat mengenai sasarannya. Bukan banyaknya anak panah yang dilepaskan seorang pemanah yang akhirnya dapat memenangi pertandingan, namun seberapa tepat setiap anak panah demi anak panah mengenai target sasarannya.

Apa yang seringkali disesali oleh banyak orang tentang perkataannya? Perkataan salah yang terlanjur diucapkan atau perkataan yang ditunda pengucapannya? Tentunya perkataan salah yang terlanjur diucapkan bukan. Perkataan yang keluar dari mulut seseorang itu ibarat anak panah yang dilepaskan dari busurnya. Jika yang ia lepaskan adalah perkataan yang menyakiti orang lain, maka sekalipun orang itu sudah meminta maaf, akan tetapi bekasnya tidak langsung ikut hilang secara otomatis.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Lagi-lagi Tuhan menekankan kembali kepada kita umat Tuhan, yang adalah alat-alat-Nya Tuhan, agar berhati-hati di dalam menggunakan perkataan kita. Bukan diukur dari seberapa indah dan banyaknya perkataan yang diucapkan, melainkan seberapa tepat atau akurat perkataan itu disampaikan. Apabila kita masih ingat pesan yang sama disampaikan Tuhan kepada kita dua bulan yang lalu, bahwa perkataan kita bisa menjadi “ujung pena” Tuhan yang dapat membangun dan memberkati hidup orang lain. Namun bisa juga menjadi kata-kata yang dapat melemahkan orang-orang di sekeliling kita.

Apa yang dimaksud dengan mengucapkan perkataan yang tepat?

(1). Perkataan yang diucapkan pada saat yang tepat

Ams. 25: 11 Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel di pinggan perak.

Seseorang yang dianggap dewasa di dalam perkataannya maka ia akan tahu kapan waktu yang tepat untuk menyampaikannya. Seringkali yang disebut perkataan yang salah adalah bukan semata-mata karena isinya yang salah, namun dianggap salah karena disampaikan pada waktu yang kurang tepat. Sebab itu dibutuhkan hikmat Tuhan untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk kita mengatakannya, sehingga hasilnya akan tepat dan maksimal.

Kita harus paham kapan waktu untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang dan kapan waktu sebaiknya kita tidak mengucapkan apa-apa. Alkitab mengatakan bahwa ada waktu untuk berdiam diri dan ada waktu untuk berbicara. Mengetahui waktu yang tepat untuk berbicara akan memberi manfaat bagi si pembicara maupun pendengarnya, entahkah tujuan perkataan itu adalah penguatan ataupun sebuah teguran. Namun ada saatnya kita patut untuk berdiam diri ketika kita tahu bahwa bukan saat yang tepat untuk kita menyampaikannya. Amsal lain mengatakan, bahwa alangkah bijaknya jika kita menahan lidah kita, karena itulah waktu yang tepat untuk berdiam diri (Ams. 11:12).

(2). Perkataan dengan isi yang bermanfaat

Ams. 25: 11 Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel di pinggan perak.

Mengapa kita harus menghindari omongan kosong dan tak suci? Karena semua itu hanya akan menambah kefasikan, sia-sia dan tak bermanfaat. Dalam kehidupan sehari-hari perkataan-perkataan manis yang terlontar dari mulut seseorang biasanya hanya bualan semata, bukan keluar secara tulus dari dalam hati. Semakin banyak seseorang memerkatakan hal-hal yang sia-sia semakin banyak pula kesalahan yang terjadi, sebab “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa menahan bibirnya, berakal budi” (Ams. 10:19).

Namun sebaliknya, perkataan yang keluar dari mulut orang bijak akan mendatangkan kesembuhan bagi orang yang sebelumnya mengalami sakit. Setiap kita harus memiliki kepekaan tentang pribadi yang sedang kita ajak bicara. Apabila orang tersebut sedang mengalami suatu kelemahan dan luka, maka baiklah kita memohon hikmat Tuhan untuk menuntun kita menyampaikan kata-kata berkuasa yang dapat memulihkan orang tersebut, bukan perkataan yang hanya akan menambahkan luka baru ataupun luka lama yang semakin dalam.

Mari jemaat Tuhan, seringkali sulit untuk mengetahui apa yang harus kita katakan dan kapan waktu yang tepat untuk mengatakannya. Roh Kudus akan menolong kita untuk bertindak bijaksana. Dia akan menolong kita untuk mengucapkan kata-kata yang tepat pada waktu yang tepat, dan dengan cara yang benar, demi kebaikan sesama dan demi kemuliaan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati!

Perkataan yang Tepat (Pesan Gembala, 24-03-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-