Perhatikan Langkahmu! (Watch Your Step!) (Pesan Gembala, 7 Juni 2020)

PERHATIKAN LANGKAHMU! (WATCH YOUR STEP!)

Keluaran 33:12-15 (14) Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.”

Pernahkah anda diajak pergi ke sebuah tempat baru yang anda sendiri belum pernah datangi misalnya masuk ke dalam sebuah hutan, mendaki sebuah gunung, atau kemana saja. Ketika anda siap berangkat bersamanya, orang itu mempersilahkan anda untuk berangkat sendiri. Ia tidak jadi mendampingi anda. Orang itu hanya memberikan arahan, tetapi tidak menjanjikan bantuan apa-apa. Kira-kira, apakah anda tetap mau berangkat?

Hal yang sama juga pernah dialami Musa ketika ia harus memimpin bangsa Israel berjalan keluar dari Mesir menuju tanah Kanaan. Sejak dari awal Tuhan telah berjanji untuk menyertai Musa dan bangsa Israel, namun di tengah perjalanan, bangsa Israel berubah setia terhadap Tuhan dimana mereka membuat patung anak lembu emas dan menyembahnya. Bangsa Israel lupa bahwa Tuhan mereka adalah Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir. Namun mereka begitu cepat melupakan Tuhan dan perbuatan ajaib-Nya. Begitu mudahnya mereka tidak melibatkan Tuhan lagi dalam perbuatan mereka. Akibatnya, Tuhan menjadi marah.

Memasuki Keluaran 33 Tuhan berfirman kepada Musa untuk menyuruh Musa berangkat membawa bangsa Israel ke negeri yang Tuhan janjikan dengan mengutus seorang malaikat berjalan di depan mereka dengan tujuan untuk menghalau para musuh, namun Tuhan tidak menyertainya. Karuan saja Musa merasa sedih dan keberatan apabila harus berjalan menuju tanah perjanjian tanpa penyertaan Tuhan.

Musa seorang yang paham sekali makna disertai Tuhan. Bukankah dari sejak awal Musa sudah mengungkapkan ketidaksanggupannya ketika Tuhan mengutusnya menghadap Firaun? Kalaupun bangsa Israel berhasil keluar dari Mesir, itu semua karena Tuhan yang beracara, bukan Musa semata-mata. Oleh sebab itu, Musa berkata kepada Tuhan (ayat 15): “Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Ini bukanlah ancaman dari Musa kepada Tuhan, melainkan pernyataan ketidakberdayaan Musa apabila Tuhan tidak menyertai langkah perjalanan mereka.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau kita memerhatikan setiap langkah dan keputusan yang kita ambil. Apapun langkah yang akan kita tempuh, pastikan bahwa Tuhan terlibat dan menyertai di dalamnya. Tuhan tidak mau umat-Nya mengalami “kerusakan” dan penyesalan ketika tidak memerhatikan dengan saksama setiap langkah yang diambilnya. Langkah dan keputusan yang diambil dapat berupa apa saja, entahkah perihal pekerjaan, usaha, sekolah lanjutan, pelayanan hingga tentang perkara pasangan hidup dan lain-lain. Ada dua kata yang ditekankan melalui pesan Tuhan ini. Kata yang pertama adalah: “Watch your step!” dan kata yang kedua adalah “damage” atau kerusakan.

Setiap kita membutuhkan kemurahan Tuhan untuk dapat melewati hari-hari kehidupan kita. Tak dapat dipungkiri bahwa kita membutuhkan Tuhan untuk menuntun kehidupan kita setiap saat. Kalau kita sadar bahwa kita butuh penyertaan Tuhan dalam setiap langkah kita, maka mulailah libatkan Tuhan di dalamnya. Banyak orang percaya yang cukup dengan “merasa” disertai Tuhan, tahu Tuhan Yesus baik, namun Tuhan tidak dilibatkan di dalam langkah-langkahnya.

Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita menjadi orang-orang yang berjalan dalam kehendak Tuhan, di antaranya adalah:

(1). Jangan berhenti untuk minta diajar oleh Tuhan
(Hukum kapasitas: minyak akan terus dituangkan selama masih ada bejana yang tersedia untuk menampungnya)

Kel. 33:13 Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapatkan kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu.

Musa adalah seorang yang dekat dengan Tuhan. Tuhan sudah memerkenalkan diri-Nya kepadanya dan berfirman kepadanya bahkan sebelum Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Dari antara semua orang yang keluar dari Mesir, Musalah yang paling sering menerima firman Tuhan. Dari antara semua orang yang ada bersama-sama Musa, tidak ada yang lebih dekat dan lebih kenal Tuhan selain Musa. Sebelum doa yang dinaikkan Musa ini, bukankah Tuhan sudah sering datang berfirman dan memerkenalkan hukum-hukum-Nya kepadanya?

Tetapi Musa yang paham akan firman Tuhan dan yang sangat mengenal suara Tuhan tetap mengatakan kepada Tuhan, “…beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, …”(NIV.: …teach me your ways so I may know you…). Artinya, setiap hari bagi Musa adalah perjalanan hidup yang baru, tantangan yang ia hadapi adalah tantangan yang baru, ia memerlukan perkataan Tuhan yang menjadi pelita buat arah langkahnya dan sekaligus menyegarkan jiwanya setiap hari. Musa tidak merasa cukup apabila kemarin Tuhan mengajarkan sesuatu. Bagaimana dengan hari ini?

(2). Jangan membiarkan hanya orang lain saja yang mengalami Tuhan (Hukum kesetaraan: Tuhan tidak pernah membeda-bedakan siapapun yang mau datang untuk mengalami-Nya. Siapapun diberi kesempatan yang sama).

Kel. 33:11 Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu.

Apabila kita perhatikan pemandangan yang terjadi, bukankah ini luar biasa sekali. Ketika Tuhan selesai berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang teman, ada satu pribadi yang bernama Yosua ternyata belum mau meninggalkan kemah pertemuan itu. Penyebabnya, Yosua adalah seorang pelayan Musa yang memang “mengikuti” kemana Musa tuannya pergi. Namun bukan sekedar mengikuti, tetapi juga meneladani Musa dalam mencari Tuhannya. Ada perbedaan antara sekedar mengikuti dengan meneladani.

Pengalaman pribadi bersama Tuhan yang Musa alami, Yosua pun ingin mengalaminya juga secara pribadi. Ia tidak puas hanya mendengar dari apa kata orang tentang Tuhan. Ia tidak puas kalau hanya mendengar tentang Tuhan dari apa kata Musa. Ingat kisah Ayub, ia tidak akan pernah memahami Tuhan kalau hubungan yang dijalin dengan Tuhan hanya berdasarkan apa kata orang. Orang seperti Yosua inilah yang selanjutnya akan mengalami tuntunan Tuhan. Memang tidak mudah, namun di situlah titik perbedaan antara mengalami Tuhan dan tidak mengalami apa-apa.

Mari jemaat Tuhan, kepada kita diperhadapkan dua pilihan, apakah mau melangkah dengan cara kita atau dengan cara Tuhan. Ada “kasut” kita dan ada “kasut” Tuhan. Cara Tuhan memang tidak pernah semudah yang kita pikirkan, namun itu akan menuntun kita ada dalam rencana dan kehendak Tuhan, dan kita akan berhenti di tujuan Tuhan. Berjalan bersama Tuhan tidak berarti tanpa tantangan, namun ingat, kita tidak pernah sendiri. Ada tangan Bapa yang memegang tangan kita anak-anak-Nya dan memberikan kemenangan. Selamat melangkah bersama Tuhan!

Tuhan Yesus memberkati!

Perhatikan Langkahmu! (Watch Your Step!) (Pesan Gembala, 7 Juni 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-