Mata yang Memerhatikan (Pesan Gembala, 14-07-2019)

MATA YANG MEMERHATIKAN

Ibrani 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Salah satu bukti kemajuan teknologi yang sebetulnya sudah cukup lama ada adalah sistem pemantau jarak dekat yang biasa disebut close circuit television (CCTV). Tujuannya adalah untuk memonitor sekaligus merekam segala aktifitas manusia atau benda. Di banyak negara maju penempatan kamera CCTV bukan hanya di setiap perempatan jalan atau titik-titik tertentu saja, melainkan di hampir setiap bagian kota, di sudut-sudut jalan, bahkan hampir tidak area yang tidak terliput oleh kamera pemantau tersebut. Rasanya, tidak ada ruang gerak bagi penduduk kota yang terbebas dari pantauan. Seolah-olah semua “mata” sedang memerhatikannya.

Surat ini ditulis oleh penulis Ibrani untuk menguatkan para pemercaya pada waktu itu yang sedang mengalami pergumulan hidup yang tidak ringan. Sejak mereka menjadi orang percaya, penganiayaan sudah mereka terima. Mereka dipenjarakan. Harta mereka dirampas. Mereka juga harus berhadapan dengan ajaran sesat. Beberapa orang dari kalangan Yahudi mencoba menarik mereka ke paham Yudaisme dengan memertanyakan dan menentang ajaran-ajaran dasar tentang Yesus Kristus. Tidak semua orang pada waktu itu dapat bertahan di tengah situasi yang demikian.

Penulis Ibrani memandang situasi yang dihadapi orang-orang percaya ini sebagai bentuk disiplin ilahi. Maksud “disiplin” ini tidak ia artikan bahwa mereka sedang menjalani sebuah sangsi atau hukuman dari Tuhan, namun sebaliknya, pengertian disiplin ini adalah bentuk bahwa mereka sedang dilatih dan dipersiapkan sedemikian rupa. Ibaratnya, seperti seorang bapa yang sedang mendidik anaknya dalam keluarga (ay. 7), atau seperti seorang atlet yang sedang menjalani pertandingan dalam sebuah perlombaan (ay. 1).

Menurut tradisi Yunani, sebelum atlet masuk ke dalam sebuah pertandingan, mereka biasanya diharuskan melatih diri mereka dalam sebuah disiplin yang ketat apapun cabang olah raga yang mereka tekuni. Kemudian mereka diuji dan barulah akhirnya mereka diijinkan untuk bertanding. Dalam pertandingan inilah ada ribuan orang yang menyaksikan, dan peserta yang menyelesaikannya dengan baik akan memeroleh hadiah sesuai dengan prestasi yang dicapainya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan memberitahukan bahwa jangan berpikir bahwa tidak ada orang yang sedang memerhatikan setiap langkah dan gerak gerik kita sebagai orang percaya. Ada begitu banyak pasang mata yang dengan saksama memerhatikan setiap inci dari apapun yang sedang kita lakukan. Bagaikan penonton yang sedang menyaksikan atlet-atlet yang sedang bertanding. Para penonton tersebut adalah bagaikan “awan cerah” yang memberi semangat ketika kita hidup benar dan berespon benar di tengah tantangan yang sedang dihadapi, namun dapat menjadi “awan mendung” dan cemooh ketika kita tidak menjaga hati nurani benar di hadapan Tuhan dan manusia.

Saksi-saksi siapa sajakah yang dikatakan memiliki mata yang memerhatikan?
(1). Para saksi-saksi iman

Ibr. 12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita…

Saksi-saksi yang dimaksud oleh penulis Ibrani ini tidak bisa dilepaskan dari para saksi-saksi iman di pasal sebelumnya. Ingat, bahwa bukankah surat Ibrani ini ditulis bagi orang-orang percaya yang sedang berjuang memertahankan iman mereka di tengah tantangan yang tidak mudah bagi mereka. Bahkan tidak sedikit yang hendak melepaskan imannya. Bukankah kita juga sebagai orang percaya menjalani perjalanan iman yang tidak mudah.

Tokoh-tokoh yang diceritakan tersebut tidak hanya sekedar disebutkan sebagai bahan pelajaran semata-mata, namun kesaksian hidup mereka (bahwa warisan yang dijanjikan bagi mereka yang taat, tanah air sorgawi itu begitu indah sehingga mereka rela menderita untuk memerolehnya) harus menjadi dorongan bagi kita juga. Kalau ditafsirkan menurut ajaran Alkitab, mereka adalah saksi, dalam arti mereka telah bersaksi, dan kesaksian kehidupan mereka seharusnya masih terngiang-ngiang di telinga kita menjadi penuntun yang memberikan semangat untuk kita tetap berlomba.

(2). Para penonton dari berbagai kalangan.

Ibr. 12:15 Jagalah supaya jangan ada seorang pun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

“Akar yang pahit” ini menunjuk kepada jiwa dan sikap yang ditandai oleh kebencian dan kemarahan yang mendalam. Maksud dari kemarahan ini adalah sikap yang tidak bisa menerima didikan Tuhan sebagai ganti kepatuhan yang dibutuhkan ketika seseorang menjalaninya. Namun sikap inipun mungkin juga ditunjukkan kepada orang-orang tertentu di dalam komunitas orang percaya. Sikap seperti ini akan mencemarkan orang yang bersangkutan.

Ketika sikap-sikap ini diperlihatkan, tanpa disadari ada penonton dari kalangan non percaya yang turut menyaksikan apa yang sedang dilakukan oleh para pemercaya ini. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa berada di sekeliling kita yang keberadaannya kadang tidak kita sadari. Atau mungkin juga mereka adalah orang-orang yang memang sedang mencari jalan bagi problema iman yang sedang mereka gumulkan.

Oleh sebab itu, mari jemaat Tuhan, ketika kita menyadari bahwa ternyata ada begitu banyak pasang mata yang sedang memerhatikan kita, maka mari kita bangun kehidupan kita sedemikian rupa, sekali pun tantangan dan problema mungkin sedang menerpa. Namun ketika kita dapat mengelola dan memerankannya dengan baik, kadang kotbah terbaik lahir dari kondisi yang demikian. Selamat berlomba!

Tuhan Yesus memberkati!

Mata yang Memerhatikan (Pesan Gembala, 14-07-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-