Kerajaan Siapa yang Kita Representasikan (Pesan Gembala, 2 Agustus 2020)

KERAJAAN SIAPA YANG KITA REPRESENTASIKAN?

2 Korintus 5:11-21 (20) Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Melalui suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Korintus ini, rasul Paulus sedang mengingatkan para pemercaya tentang keadaan sesama manusia yang hidup berdampingan dengan mereka di bumi. Bahwa masih banyak didapati orang-orang yang tanpa mereka sadari, mereka hidup sebagai musuh Allah atau seteru salib Kristus, yaitu orang-orang yang memiliki tujuan hidup yang berlawanan dengan tujuan Tuhan. Belum lagi orang-orang yang hidup dalam berbagai pelanggaran dan dosa.

Hal ini disampaikan karena cepat atau lambat, akan datang saat dimana “kemah” tempat kediaman manusia di bumi akan dibongkar dimana Tuhan telah menyediakan tempat kediaman di sorga bagi siapa yang percaya kepada-Nya (ayat 1). Yang artinya, ada kematian yang bisa datang kapan saja setiap saat pada setiap manusia. Kematian bagi mereka yang ada di dalam Kristus, jelas, Bapa sudah menyedian tempat di sorga. Bagaimana dengan kematian mereka yang belum mengenal Kristus? Tuhan tidak menghendaki satu orang pun yang binasa.

Sebagaimana dulu kita sebagai manusia berdosa diperdamaikan dengan Bapa sorgawi melalui Kristus, demikian Tuhan mau kita hari ini sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan tampil menjadi utusan-utusan Kristus di bumi untuk memerdamaikan mereka yang belum mengenal Kristus. Meskipun rasul Paulus menyadari bahwa ada orang-orang percaya yang masih hidup bagi dirinya sendiri, namun ada orang-orang percaya yang sudah hidup bagi Kristus yang telah mati dan telah bangkit untuk mereka (ayat 15).

Kata “utusan-utusan” Kristus diterjemahkan dalam bahasa aslinya presbueo yang artinya adalah “duta besar atau orang yang bertindak sebagai representatif.” Di dalam bahasa latin yang sering digunakan orang Romawi kata itu disebut legatus, yang memiliki arti “utusan diplomatik yang dikirim untuk misi ke sebuah negara.” Peran seorang duta besar atau wakil negara di zaman Roma kuno tersebut tidak jauh berbeda daripada makna duta besar di zaman modern saat ini.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Setelah beberapa minggu terakhir ini Tuhan menyampaikan pesan-pesan-Nya bagi kita: Hikmat dalam menimbang segala sesuatu, Masuk lebih dalam lagi, Berusahalah mengenal Tuhan. Tuhan ingin agar kita menyadari fungsi dan keberadaan kita di bumi, yaitu menjadi representasi yang baik bagi Kerajaan Sorga. Duta besar adalah seorang yang dipilih secara langsung oleh kepala negara yang mengutusnya dengan tujuan untuk membawa pemikiran sang kepala negara yang mengutusnya ke negara dimana ia ditugaskan.

Setiap kita orang percaya adalah orang-orang yang dipilih dan
ditunjuk langsung oleh sang Raja di Sorga untuk menjadi duta besar Kerajaan Sorga di bumi. Meskipun kita masih tinggal di bumi dengan status kewargaan bumi, tetapi kewargaan kita yang sesungguhnya adalah di dalam Sorga (Flp. 3:20). Tugas kita adalah menjadi representasi yang baik dari kerajaan yang mengutus kita ke bumi.

Beberapa hal yang perlu kita sadari berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar sungguh menjadi utusan-utusan-Nya Tuhan yang benar di bumi, di antaranya adalah:

(1). Menyadari fungsi seorang duta besar yaitu menjembatani

2 Kor. 5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.

Ciri-ciri seorang duta besar yang ada di banyak negara ini salah satunya adalah menjembatani hubungan negara asalnya dengan negara tempat ia bertugas. Duta Besar yang ditunjuk ia harus memahami kondisi wilayah yang dimasukinya. Ia harus kenal, harus tahu kebudayaan, politik, aturan, kebijakan-kebijakan dan lain-lain, agar ia bisa “menjembatani” wilayah yang ia masuki dengan misi yang ia bawa. Sebagai warga Kerajaan Sorga yang ada di bumi, tugas kita adalah menjembatani. Apa yang manusia umumnya di dunia tidak bisa lihat, kita harus buat mereka bisa lihat lewat
keberadaan hidup kita.

Sebagaimana Yesus pun datang ke dunia, Ia mengambil peran pendamai antara Kerajaan Sorga dengan dunia. Dimana kita tahu ada jurang yang terpisah dengan lebar antara Bapa sorgawi dengan manusia akibat dosa. Tetapi Yesus mengambil bagian untuk
menjembataninya. Salib-Nya menjembatani orang yang berdosa, supaya orang berdosa bisa diselamatkan. Dengan bertindak menjadi jembatan yang benar, kita pun sesungguhnya sedang memberitakan sesuatu kepada banyak orang, yaitu kabar keselamatan.

(2). Menyadari kerajaan siapa yang kita wakili.

2 Kor. 5:15 Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.

Rasul Paulus sedang menjelaskan, didapati ada dua jenis manusia, dimana termasuk di dalamnya ada orang-orang percaya yang sudah diselamatkan, yaitu manusia yang masih hidup untuk dirinya sendiri, dan manusia yang mau hidup untuk Kristus. Tentunya Tuhan mau kita menjadi orang-orang yang hidup untuk Kristus mewakili Kerajaan-Nya, bukan mewakili “kerajaan-kerajaan” yang lain. Berbicara tentang kerajaan-kerajaan, ternyata ada berbagai kerajaan yang ada di bumi, misalnya: Kerajaan terang (Kingdom of God), kerajaan gelap (kingdom of darkness), kerajaan dunia (kingdom of this world), dan kerajaan diri sendiri (kingdom of self), dan lain-lain.

Pastikan bahwa setiap orang percaya tidak menjadi representasi bagi kerajaan yang lain selain Kerajaan Sorga. Bagaimana kita dapat mengetahui kerajaan siapa yang kita wakili? Pahami prinsip “duta” berikut ini: Bahwa perilaku seorang duta akan mencerminkan kerajaan siapa yang diwakilinya. Dan apapun kerajaan yang ia wakili, ia otomatis akan disupport oleh kerajaan yang ia wakili tersebut. Ketika seseorang menghalang-halangi pekerjaan Tuhan, maka kerajaan gelaplah yang ia wakili. Dan otomatis, si gelaplah yang akan mensupportnya. Ketika seseorang mengedepankan kepentingan diri sendiri, maka orang itu sedang mewakili “kerajaan diri sendiri”, yang otomatis iapun akan disupport oleh kerajaan tersebut. Betapa ruginya.

Mari jemaat Tuhan, kita ada hari ini bukan hasil sebuah proses demokrasi, melainkan hasil penunjukan langsung seorang Raja untuk menyelamatkan dan menjadikan kita sebagai duta-duta Kerajaan-Nya di bumi. Bukankah ini sebuah penghormatan yang besar bagi kita? Adakah kita sudah benar-benar merepresentasikannya dengan baik melalui keberadaan kita? Ketika kita berperilaku sebagaimana layaknya seorang duta Kerajaan Sorga, percayalah, ada support dan pemeliharaan yang Kerajaan Sorga berikan kepada perwakilan-Nya. Selamat menjadi duta Kerajaan yang baik!

Tuhan Yesus memberkati!

Kerajaan Siapa yang Kita Representasikan (Pesan Gembala, 2 Agustus 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-