Janji yang Digenapi (Pesan Gembala, 07-04-2019)

JANJI YANG DIGENAPI

Kejadian 18:9-15 (10) Dan firman-Nya: “Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki.” Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang berpegang pada perjanjian, Dia tidak pernah mengingkari janji-Nya kepada kita. Seperti halnya janji Allah kepada Abraham, melalui beberapa kali kesempatan Ia terus memastikan akan janji-janji-Nya. Janji yang utama adalah janji bahwa Allah akan memberikan keturunan kepada Abraham; meskipun Abraham tidak tahu tentang waktu penggenapannya, tapi Allah menghendaki agar Abraham senantiasa percaya akan janji-janji-Nya tersebut.
Dalam awal Kejadian 18 di atas, Allah sengaja datang kepada Abraham bersama malaikat-Nya untuk mengingatkan kembali janji-Nya kepada Abraham. Disitu Allah menegaskan bahwa keturunannya akan dilahirkan melalui Sarah bukan oleh yang lain dan sudah ada waktu yang jelas, yakni pada tahun berikutnya. Meskipun di pasal sebelumnya Abraham sempat tidak percaya dan tertawa ketika mendengar Allah berbicara akan janji-Nya itu, namun kali ini Abraham memercayainya. Masalahnya bukan pada Abraham, melainkan ada pada Sarah yang giliran tidak memercayainya.
Ketidakpercayaan Sarah dibuktikan ketika ia tertawa sewaktu mendengar perkataan Allah bahwa ia akan melahirkan seorang anak laki-laki. Bukan karena semata-mata ia tidak mempercayai perkataan Allah, namun lebih karena ia melihat kondisi fisiknya yang telah layu dan kondisi fisik Abraham yang telah menjadi tua. Seringkali tanpa disadari iman percaya seseorang dapat menjadi lemah ketika ia melihat lamanya waktu penggenapan dan fakta yang terjadi. Apa yang dijanjikan sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan.
Namun yang luar biasa selanjutnya adalah terjadinya percakapan antara Allah dengan Sarah. Bagaimana Allah berusaha meyakinkan Sarah bahwa Ia adalah Allah yang telah berjanji, maka Ia pasti akan menggenapinya. Sama dalam kehidupan kita, Allah yang telah memberikan kita janji adalah Allah yang sama yang akan menggenapinya. Namun yang menjadi masalah, bagaimana sikap kita dalam meresponinya.
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bahwa seperti yang Tuhan janjikan kepada Abraham dan Sarah, bahwa Ia akan menggenapi janji-Nya, hal yang sama pula ia nyatakan kepada kita, bahwa pada hari ini “di tahun yang akan datang” (NKJV.: according to the time of life) Tuhan Akan menggenapi janji-Nya bagi kita. Yang dimaksud adalah penggenapan dari apa yang Tuhan pernah janjikan kepada kita, bukan apa yang kita inginkan Tuhan lakukan. Pertanyaannya, masihkah kita memelihara dengan setia janji Tuhan tersebut? Atau barangkali kita sudah tidak memegangnya lagi?
Ingat, bahwa Dia adalah Tuhan yang tidak pernah mengingkari janji-janji-Nya. Dia mau kita senantiasa setia dan memeliharanya. Adapun mengenai waktu penggenapannya, semua ada di dalam tangan kedaulatan-Nya.
Beberapa hal yang harus kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar penggenapan janji-Nya menjadi sesuatu yang nyata bagi kita, di antaranya adalah:
(1). Miliki hati yang selalu mempercayai kuasa Tuhan
Kej. 18:13 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: “Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?

Ketika Allah menyatakan bahwa tahun depan Sarah akan mempunyai seorang anak laki-laki, Sarah tertawa dalam hatinya karena ia sadar bahwa dirinya telah lanjut usia dan telah mati haid. Jadi bagaimana mungkin ia dan suaminya akan mendapatkan seorang anak? Kata “tertawa” yang dimaksud pada kalimat di atas bukanlah tertawa karena gembira bahwa akhirnya ia akan melahirkan keturunan. Tertawa yang dimaksud bermakna mengolok-olok Tuhan tanda bahwa apa yang diucapkan Tuhan adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi terhadap dirinya.

Padahal bukankah Tuhan kita adalah ahli didalam melakukan hal-hal yang sulit diterima akal manusia. Bagaimana Ia telah membawa keluar umat Israel dari perbudakan Mesir dan membelah laut Teberau hingga umat Israel bisa menyeberang, menahan aliran sungai Yordan menjelang umat Israel memasuki tanah perjanjian, hingga meruntuhkan tembok Yerikho yang begitu kokoh hanya dengan sorak sorai umat Israel, dan lain sebagainya. Masihkah kita meragukan kuasa Tuhan?

(2). Miliki persiapan untuk terjadinya waktu penggenapan
Kej. 18:14 Adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki. 

Kita semua tentu menghendaki penggenapan janji-janji Tuhan yang luar biasa terjadi saat ini juga di dalam kehidupan kita. Ketika itu tidak terjadi seperti yang kita kehendaki, cenderung kita terus bertanya-tanya kepada Tuhan. Ingat, Tuhan mau kita bertumbuh di wilayah “berjalan mempercayai Tuhan” daripada fokus berjalan di wilayah “kapan Tuhan?” Ketika kita mulai kehilangan sukacita dan damai sejahtera, maka sebetulnya kita tidak sedang mempercayai Tuhan. Ketika kita mulai merasa tidak nyaman di dalam menjalaninya, kita sebetulnya tidak sedang mempercayai Tuhan.

Ternyata untuk terjadinya penggenapan, hal itu tidak serta merta terjadi begitu saja tanpa kita ikut terlibat mempersiapkannya sejak sekarang ini. Bukannya Tuhan lalai atau berlambat-lambat dalam menepati janji-janji-Nya, keterlambatan akan penggenapan seringkali terjadi karena ketidaksiapan daripada si penerima janji-janji-Nya tersebut, yaitu kita sebagai orang-orang percaya. Untuk terjadinya kelahiran anak yang Tuhan janjikan, ternyata ada tindakan-tindakan persiapan yang perlu dilakukan oleh Abraham dan Sarah.

Mari jemaat Tuhan, alangkah indahnya ketika janji Tuhan digenapi di dalam kehidupan setiap kita. Namun janji itu tidak serta merta terjadi begitu saja. Ada peran yang harus kita mainkan dengan baik sebagai pihak penerima janji tersebut. Bangun terus iman percaya kita dan persiapkan diri kita sejak saat ini. Selamat menikmati penggenapan janji Tuhan!

Tuhan Yesus memberkati!

Janji yang Digenapi (Pesan Gembala, 07-04-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-