Jangan Menunda-Nunda! (Pesan Gembala, 9 Maret 2019)

JANGAN MENUNDA-NUNDA!

Yosua 18:3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu?

Kitab Yosua mencatat penggenapan janji Allah kepada bangsa Israel. Kitab ini yang menceritakan bagaimana bangsa Israel masuk, merebut, menduduki dan memiliki tanah perjanjian di bawah kepemimpinan Yosua. Misi bangsa Israel adalah mengalahkan semua penduduknya dan menduduki tanah Kanaan sebagai negeri yang dijanjikan Tuhan. 
 
Alkitab mencatat bagaimana raja demi raja dikalahkan Yosua sampai tidak ada seorang pun dari mereka yang dibiarkan lolos. Dengan cara itu Yosua merebut wilayah demi wilayah negeri Kanaan itu. Yosua bersama imam Eleazar dan para kepala kaum keluarga dari suku Israel ditugaskan untuk membagi-bagikan tanah itu dengan cara mengundinya.
 
Namun, setelah pembagian tanah atas suku Ruben, Gad dan setengah suku Manasye di sisi timur Sungai Yordan dan pembagian atas suku Yehuda, Efraim dan setengah bagian yang lain dari suku Manasye selesai dilakukan, kemudian terjadilah penundaan atas sisa tujuh suku yang masih belum mendapat bagian milik pusakanya. Penyebabnya bukan karena pihak musuh yang menghalang-halangi mereka, namun karena adanya rasa malas dan enggan yang akhirnya membuat mereka menunda-nunda untuk merebutnya. 
 
Ada berbagai alasan mengapa seseorang bisa malas melakukan sesuatu. Orang menjadi malas bisa jadi karena kurangnya motivasi, tidak merasa perlu lagi, tidak merasa harus atau merasa kurang bermanfaat. Bisa juga karena merasa sudah nyaman atau sudah tidak bergairah lagi untuk mengejarnya. Semua hal itu bisa membuat orang menjadi malas melakukan sesuatu. Ketika rasa malas menguasai, maka ada satu hal lain yang akan timbul, yaitu sikap menunda-nunda. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bukan Tuhan yang tidak menepati janji-janji-Nya, bukan pula ada musuh yang terlalu besar sehingga menghadang perjalanan kita, namun tanpa disadari sikap diri sendirilah yang seringkali menghalangi kita memperoleh apa yang Tuhan janjikan. Sikap itu adalah kemalasan yang identik dengan sikap menunda-nunda untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya kita lakukan. Saat merasa malas, sebetulnya kita tahu harus mengerjakannya, naming ternyata tidak mengerjakannya juga. 
 
Beberapa hal yang harus kita perhatikan sekaitan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Jangan cepat merasa puas dengan apa yang telah dicapai.
 
Yosua 18:3 Sebab itu berkatalah Yosua kepada orang Israel: “Berapa lama lagi kamu bermalas-malas, sehingga tidak pergi menduduki negeri yang telah diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek moyangmu? 
 
Ada perbedaan pandangan antara Yosua dengan para pemimpin tujuh suku yang belum menduduki wilayah yang seharusnya mereka duduki. Bagi Yosua, pencapaian akhir dari perjalanan panjang bangsa Israel adalah sampai setiap suku menduduki tanah pusaka masing-masing menurut pembagian yang ditetapkan Yosua bersama imam Eleazar dan para kepala kaum keluarga dari suku Israel. Dari situ, barulah mereka dapat menikmati negeri yang berlimpah susu dan madunya. Sedangkan bagi para pemimpin sisa ketujuh suku, mereka merasa sudah puas dengan apa yang telah mereka peroleh. Mereka merasa sudah menginjakkan kaki di tanah Kanaan, lalu apa lagikah yang harus dilakukan, selain beristirahat dan bercengkerama dengan keluarga dan rekan-rekan suku Israel lainnya. Bukankah ini waktunya mereka beristirahat setelah perjalanan panjang yang begitu melelahkan. Seringkali gagalnya seseorang mencapai tujuan yang Tuhan kehendaki bukan karena Tuhan tidak menggenapinya, melainkan merasa cukup puas dengan apa yang telah dicapainya sebelum tiba di tujuan yang seharusnya. 
 
(2). Jangan merasa penggenapan dari Tuhan itu terjadi begitu saja tanpa keterlibatan kita. 
 
Yos. 18:4 Ajukanlah tiga orang dari tiap-tiap suku; maka aku akan menyuruh mereka, supaya mereka bersiap untuk menjelajahi negeri itu, mencatat keadaannya, sekadar milik pusaka masing-masing, kemudian kembali kepadaku. 
 
Demi menduduki wilayah milik pusakanya masing-masing, maka Yosua memerintahkan tiap-tiap suku mulai bertindak untuk bergerak dengan cara menjelajahi wilayah-wilayah yang akan mereka masuki. Mula-mula mendata kondisinya, mencatat keadaannya, kota demi kota, lalu kembali melaporkannya. Bahkan mungkin selanjutnya mereka harus berperang untuk mengalahkan penduduk aslinya. Mungkin ini bukanlah pekerjaan yang menyenangkan, tetapi mereka harus melakukannya juga agar janji Tuhan benar-benar digenapi. 
 
Bergerak maju atau moving forward itu penting bagi kita sebagai seorang pemercaya Kristus, sebab meskipun Yesus telah menang atas kuasa si jahat dan menyerahkan segala kuasa kepada kita sebagai gereja, tetapi jika gereja tidak bergerak maju untuk menduduki pusakanya, maka mereka tidak akan mendapatkan milik pusakanya sendiri. Yosua memandang orang percaya yang enggan bergerak maju untuk bertempur sebagai orang-orang malas yang sering menunda-nunda. 
 
Mari jemaat Tuhan, seringkali kita hanya mengharapkan Tuhan melakukan segala hal bagi kita, sedangkan bagi kita terlalu berat untuk mau maju bersama Tuhan untuk ikut merebut dan menduduki miliki pusaka kita. Seringkali banyak orang percaya lebih memilih duduk diam berdoa dan berharap penggenapan terjadi seketika daripada melakukan tindakan nyata. Perlu langkah iman untuk bangkit dan maju merebut pusaka kita masing-masing. Selamat bertindak!
 
Tuhan Yesus memberkati! 

Jangan Menunda-Nunda! (Pesan Gembala, 9 Maret 2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-