Hidup dari Memakan Firman Tuhan (Pesan Gembala, 05 Januari 2020)

HIDUP DARI MEMAKAN FIRMAN TUHAN

Ulangan 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Pengalaman bisa menjadi guru yang sangat berharga dalam kehidupan kita, karena dari pengalaman kita dapat mengetahui dan mengevaluasi hal-hal yang telah kita lalui. Dari berbagai pengalaman yang telah kita lalui tentunya ada peristiwa-peristiwa yang manis dan adapula yang pahit yang membuat kita enggan untuk mengalaminya kembali. Semakin jauh kaki kita melangkah semakin banyak pengalaman yang kita peroleh.

Hal inilah yang terjadi pada bangsa Israel pada waktu mereka mengembara di padang gurun selama 40 tahun lamanya. Dari sejak mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir mereka harus berjalan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pimpinan Tuhan. Mereka hidup dari belas kasihan Tuhan. Bayangkan saja, apa yang dapat mereka makan dan minum selama berjalan di tengah padang gurun? Mereka sama sekali tidak dapat bercocok tanam dan menggali sumur, namun Tuhan menyediakan semua kebutuhan mereka.

Tuhanlah yang menyediakan makanan dengan memberikan manna setiap pagi tanpa henti dan daging burung puyuh. Tuhan jugalah yang memberikan mereka air dari celah-celah batu. Luar biasa bukan! Bahkan mereka juga tidak pernah memintal atau membuat baju untuk pakaian mereka, namun apa yang mereka kenakan tidak pernah usang dimakan waktu dan cuaca.

Peristiwa-peristiwa ini merupakan bukti dan menjadi catatan sejarah tersendiri bagi bangsa Israel, bahwa mereka pernah mengalami masa dimana mereka berjalan sepanjang 40 tahun di padang gurun tanpa mengalami kekurangan apapun, selain tangan penyertaan Tuhan yang begitu nyata. Adakah alasan bagi mereka untuk menyombongkan diri bahwa itu semua adalah hasil jerih lelah mereka sendiri? Tidak. Meskipun perjalanan mereka diwarnai oleh sikap hati yang penuh amarah dan sungut-sungut, namun semua yang diizinkan Tuhan untuk mereka alami adalah cara Tuhan untuk merendahkan hati dan memahami bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap perkataan yang diucapkan Tuhan.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di awal tahun 2020 yang baru kita masuki ini. Kita semua tentu masih ingat akan pesan-pesan Tuhan menjelang berakhirnya tahun 2019, dimana Tuhan berjanji akan membawa kita kepada kemenangan, maju dan menduduki wilayah yang baru sambil berjalan mengikuti arahan demi arahan Tuhan, asal saja kita bersedia untuk bergerak “sedikit” lebih jauh bersama Tuhan. Minggu ini Tuhan berpesan agar perkataan-perkataan-Nya harus senantiasa hidup di dalam setiap kita. Tuhan menitikberatkan bahwa manusia tidak cukup hidup dari roti (makanan jasmani sehari-hari) saja, namun juga dari setiap perkataan yang keluar dari mulut-Nya.

Apa yang dimaksud dengan hidup dari memakan firman atau perkataan yang keluar dari mulut Tuhan:

(1). Hidup terbiasa dalam tuntunan prinsip firman Tuhan.

Ul. 8:1 “Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.

Perjalanan panjang di padang gurun selama 40 tahun bukan semata-mata hanya untuk membuat generasi lama yang tidak memercayai perkataan Tuhan mati di padang gurun, namun juga untuk memersiapkan sebuah generasi yang lain untuk masuk ke wilayah yang baru, yaitu tanah perjanjian yang berlimpah susu dan madunya. Perkataan dan perbuatan Tuhan yang dinyatakan sepanjang perjalanan bertujuan mendidik mereka untuk terbiasa dengan arahan dan tuntunan pada waktu memasuki tanah yang baru.

Ketika bangsa Israel membutuhkan makanan untuk dapat bertahan hidup di sepanjang perjalanan, Tuhan memelihara mereka dengan memberikan manna, sejenis roti dengan rasa ketumbar, setiap pagi. Namun mereka harus memerhatikan bagaimana Musa menyampaikan perkataan Tuhan tentang roti manna ini. Bahwa manna itu harus harus dipungut setiap pagi sebelum terik matahari. Masing-masing orang hanya boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa. Semua ini bertujuan agar mereka terbiasa dengan perkataan Tuhan.

(2). Hidup terbiasa bukan hanya sekedar makan “roti” saja

Ul. 8:3b …untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Salah satu unsur terpenting dalam hidup orang percaya adalah firman Tuhan. Firman Tuhan adalah makanan rohani kita yang membuat kita bisa hidup secara rohani. Sebab manusia tidak hanya terdiri dari tubuh jasmani saja, tetapi juga dari roh. Oleh karena itu, kita harus memberi makan bukan hanya tubuh kita saja, namun juga roh kita agar kita bisa hidup secara rohani. Sebagaimana kita juga perlu makanan jasmani untuk hidup secara jasmani, maka kita juga perlu makanan rohani untuk hidup secara rohani.

Itulah sebabnya, Yesus sendiri ketika Ia dicobai oleh iblis untuk mengubah batu menjadi roti, Yesus mengatakan bahwa manusia hidup bukan hanya dari roti (makanan jasmani) saja, tetapi juga dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (makanan rohani). Artinya, selain memelajari dan membuka hati untuk mendengarkan firman Tuhan melalui kotbah ataupun pembacaan Alkitab pribadi (logos), kita secara pribadi juga harus menyediakan waktu seperti Maria yang duduk dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan-Nya (rhema), sehingga kita dapat mendengarkan apa yang Tuhan ingin sampaikan kepada kita secara pribadi dan spesifik. Dengan itulah Tuhan menuntun kita umat-Nya masuk ke sebuah wilayah yang baru.

Tuhan Yesus memberkati!

 

Hidup dari Memakan Firman Tuhan (Pesan Gembala, 05 Januari 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-