Hati-Hati Tersandung (Pesan Gembala, 13-09-2020)

HATI-HATI TERSANDUNG

2 Petrus1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Setiap orang pasti pernah mengalami yang namanya tersandung ketika sedang berjalan ataupun berlari. Biasanya ketidakhati-hatianlah yang membuat orang tersandung. Orang tersandung bukan hanya di jalan yang terjal atau berbatu saja, namun terkadang bisa tersandung di jalan yang mulus akibat langkah kaki yang salah atau karena terburu-buru melangkah. Dampak yang dihasilkan akibat tersandung pun bisa beragam. Entahkah hanya terhuyung-huyung sebentar, ataukah sungguh-sungguh jatuh di atas permukaan jalan yang keras lalu terluka.

Tersandung dalam pengertian rohani pun bisa dialami oleh orang percaya. Bahkan tidak sedikit ada orang-orang percaya yang tersandung, bahkan berlanjut dengan mengalami kejatuhan di dalam berbagai hal. Tersandungnya orang percaya dapat berbentuk banyak hal, misalnya kehilangan keberanian untuk menyatakan identitas dirinya seperti yang dialami oleh Petrus pada waktu Yesus dibawa ke rumah imam Kayafas. Ketersandungan itu tidak datang begitu saja. Ada penyebab-penyebab yang mendahuluinya. Salah satunya adalah ketika murid-murid mulai menganggap remeh tentang hal berjaga-jaga dan berdoa.

Tidak sedikit tantangan, persoalan dan gelombang menerpa orang-orang percaya di dalam menjalani kehidupan. Belum lagi si musuh yang memang dengan segala tipu dayanya berusaha ingin menjatuhkan orang-orang percaya. Sehingga apabila orang percaya tidak berhati-hati di dalam berespon dan bertindak, maka ancaman untuk mengalami ketersandungan sangat mungkin sekali terjadi. Sedangkan kenyataan sudah membuktikan bahwa kabar tentang tersandung dan jatuhnya orang-orang percaya, pelayan, dan hamba Tuhan sudah bukan hal yang baru lagi.

Bagaimana dengan sikap Tuhan melihat kemungkinan yang dapat menimpa orang percaya ini? Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa Tuhan tidak menghendaki satu orang pun menjadi tersandung apalagi terjatuh. Kristus adalah Tuhan yang berkuasa menjaga kita untuk tetap tegak berdiri sampai kita mengakhiri pertandingan iman kita, tidak peduli apapun keadaan yang sedang kita hadapi saat ini, asalkan kita mau percaya pada pertolongan-Nya serta mau dituntun oleh kebenaran-Nya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Kembali Tuhan memeringatkan kita umat-Nya agar berhati-hati di dalam setiap sikap dan langkah kita. Ketidakhati-hatian dalam membawa diri dan dalam memutuskan sesuatu hal dapat menyebabkan diri tersandung. Bukan Tuhan tidak menjaga umat-Nya dari ketersandungan, namun seringkali pihak orang percayalah yang enggan memerhatikan peringatan serta langkah-langkah yang Tuhan sudah berikan jauh sebelumnya. Kalau kita perhatikan pesan demi pesan Tuhan, bukanlah Tuhan sudah sering memberikan berbagai peringatan kepada kita umat-Nya? Kejatuhan umat Israel dalam berbagai hal, bukan karena Tuhan tidak pernah memberikan peringatan sebelumnya, namun karena mereka tidak mengindahkannya.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar tidak menjadi tersandung, di antaranya adalah:

(1). Menyadari akan panggilan Tuhan dalam hidup masing-masing

2 Pet. 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Sejak peristiwa penyangkalan Petrus dan kebangkitan Yesus dari kematian banyak hal telah terjadi. Mulai dari murid-murid yang
mendengar kabar tentang kosongnya kubur Yesus hingga melihat secara langsung penampakan Yesus di beberapa kesempatan. Namun bukti kebangkitan Yesus tersebut tidak membuat mereka, khususnya Petrus, kembali bergairah melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai murid-murid Kristus. Petrus memutuskan untuk kembali menjadi seorang penjaga ikan kembali. Hal itu diikuti oleh murid-murid yang lain juga.

Petrus lupa bahwa ia telah dipanggil oleh Tuhan dari seorang penjala ikan menjadi seorang penjala manusia. Dimana tentu sangatlah berbeda panggilan seorang penjaga ikan dengan penjala manusia. Setelah menyangkal, Petrus merasa dirinya tidak layak menjadi seorang penjala manusia. Manusia bisa saja melakukan kesalahan, namun kesalahan tidak seharusnya menghentikan laju perjalanan seorang yang mengetahui panggilannya. Setiap kita memiliki panggilan di dalam hidupnya. Kekonsistenan di dalam menyadari panggilanlah yang seharusnya memantapkan langkah kita untuk tidak tersandung.

(2). Menyadari bahwa hidup itu harus diisi dengan pilihan-pilihan yang tepat

2 Pet. 1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.

Hidup ini adalah sebuah pilihan, dimana kita harus memilih mana yang benar dan tidak benar, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan, mana yang dapat membangun iman kita dan mana yang dapat melemahkan. Tidak ada istilah kompromi atau menyenangkan semua pihak dalam menjalani hidup, sebab kita semua tahu bahwa tidak ada orang yang dapat berdiri di atas dua perahu dengan kedua kakinya sekaligus. Kita tidak bisa terus menerus berada di persimpangan jalan, mau tidak mau kita harus membuat ketegasan dalam memilih. Keputusan yang kita ambil itulah yang akan menentukan apakah kita akan berjalan maju ke tujuan Tuhan atau tersandung dalam hidup ini.

Petrus berdasarkan pengalaman jatuh-bangunnya menyadari bahwa ia dan juga seluruh orang percaya tidak akan mampu hidup dengan iman ala kadarnya. Apalagi mencoba hidup dengan iman “minggu lalu.” Setiap orang percaya tidak bisa hidup dengan mengabaikan nilai dan prinsip kebenaran lalu berharap dapat berjalan mulus sampai ke garis akhir pertandingan tanpa tersandung. Di satu sisi kita taat, di sisi lain kita langgar. Di saat tertentu kita patuh, tetapi di saat lain kita mengabaikannya. Hal ini tidaklah menggambarkan sebuah keseriusan di dalam mengiring Tuhan. Dibutuhkan keputusan untuk mau sungguh-sungguh berusaha menambahkan kepada iman kita hal-hal yang ilahi hari lepas hari.

Mari jemaat Tuhan, adalah kerinduan setiap orang percaya untuk bisa menyelesaikan pertandingannya dengan baik, namun jangan berhenti hanya sekedar angan-angan atau kerinduan belaka. Ambillah keputusan untuk sungguh-sungguh melakukannya. Kenali panggilan Tuhan dalam hidup kita masing-masing, lalu buatlah pilihan-pilihan yang tepat untuk menopang panggilan tersebut. Selamat berjalan tanpa tersandung!

Tuhan Yesus memberkati!

Hati-Hati Tersandung (Pesan Gembala, 13-09-2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-