Bereproduksi Atau Mandul ? (Pesan Gembala, 25-08-2019)

Yohanes 15:1-8 (4) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. 
 
Ketika Yesus mengatakan perkataan bahwa Ia adalah pokok anggur yang benar, Ia mengucapkannya di depan para murid yang memang sudah sangat paham tentang apa itu pohon anggur. Anggur adalah jenis tanaman yang sangat lazim dijumpai di Israel. Pada zaman itu dipastikan bahwa setiap orang sangat dekat dan sangat mengenal pohon anggur. Dalam setiap perayaan, pesta atau acara adat istiadat orang Israel, anggur merupakan suatu menu yang tidak boleh tidak harus selalu ada. 
 
Pohon anggur termasuk tanaman menjalar, memiliki suatu batang tunggal yang keras dengan ranting-ranting yang saling mengaitkan dirinya. Di ranting-ranting inilah daun dan buahnya bergelantungan. 
 
Hubungan antara Tuhan dan umat-Nya digambarkan dengan unik dimana Bapa sebagai petani pengusahanya. Namun yang menarik, yang menjadi pokok anggurnya bukanlah umat Tuhan, melainkan Yesus Kristus sendiri. Umat Tuhan justru digambarkan sebagai ranting-ranting atau carang-carang dari pokok anggur tersebut. 
 
Yesus berkata bahwa Ia adalah pokok anggur yang benar. Mengapa Ia tidak cukup berkata bahwa Ia adalah pokok anggur saja? Mengapa harus memakai kata “yang benar”? Hal ini bertujuan untuk mengingatkan sekaligus menegur bangsa Israel yang adalah umat pilihan Tuhan, namun mereka tidak memiliki hubungan yang baik dengan Tuhan sehingga tidak menghasilkan buah, atau kalaupun berbuah bukanlah buah yang baik sebagaimana yang Tuhan harapkan. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menghendaki agar setiap kita orang percaya atau yang biasa disebut murid-murid Kristus menghasilkan buah. Namun pada kenyataannya, masih banyak orang percaya yang belum berbuah atau tidak menghasilkan buah sama sekali. Melalui pesan-Nya ini Tuhan menekankan satu kalimat singkat bahwa sebagai orang percaya kita harus bereproduksi. Tidak bereproduksi menandakan bahwa seseorang mengalami kemandulan. 
 
Secara ilmiah, bereproduksi adalah sebuah proses biologis suatu individu yang normal untuk menghasilkan individu baru. Ini merupakan cara dasar memertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan oleh pendahulu setiap individu organisme untuk menghasilkan generasi selanjutnya. Inilah suatu gambaran bahwa Tuhan menginginkan setiap individu menduplikasikan dirinya dengan cara yang Tuhan kehendaki untuk sebuah rencana Kerajaan Sorga. Dari buah-buah yang dihasilkanlah maka akan menunjukkan atau memerkenalkan diri dari jenis pohon apa ia berasal. 
 
Hal-hal apa saja yang bisa dihasilkan ketika ranting-ranting melekat pada pokok anggurnya? 
(1). Buah berupa individu-individu yang berkualitas. 
 
Yoh. 15:5 … Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam Dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. 
 
Persekutuan inilah yang Tuhan mau kita mengupayakannya terus menerus, yaitu hubungan yang intim dan dalam. Dari hubungan yang intim inilah baru akan menghasilkan buah yang sama dengan siapa kita terhubung. Dalam keterhubungan orang percaya dengan sang sumber yang benar, maka akan terjadi proses “pemotongan ranting” dimana “ranting-ranting” yang tidak berguna akan dipotong, tetapi “ranting” yang berbuah dibersihkan supaya lebih banyak lagi berbuah atau bahkan berbuah banyak. 
 
Setiap murid Kristus baru dapat berbuah unggul jika ia mau tinggal tetap di dalam Kristus. Kata “tinggal” (Yun. Meno) pada pokok anggur yang benar menunjukkan sebuah makna tinggal tetap secara permanen. Artinya, tidak ada sesuatu yang dihasilkan apabila ranting anggur hanya sekedar ditempelkan untuk sementara waktu saja. Hal itu mustahil akan menghasilkan sesuatu. Hal yang baik baru dihasilkan ketika sang ranting memutuskan untuk “mencangkokkan” dirinya secara permanen pada pokok pohonnya. 
 
(2). Buah berupa pikiran, rencana dan kehendak Tuhan. 
 
Yoh. 15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 
 
Seringkali ayat ini dipahami bahwa sebagai orang percaya kita boleh meminta apa saja yang kita kehendaki dan Tuhan menjanjikan bahwa kita pasti akan menerimanya. Betapa mudahnya bukan? Ditambah pula Tuhan tidak memberikan batasan sedikit pun. Apa saja yang kita kehendaki! Namun demikian, tidak sedikit orang percaya yang menjadi kecewa ketika ternyata tidak semua yang kita minta dikabulkan Tuhan. Apakah ini berarti Tuhan tidak konsisten dengan perkataan-Nya? Ternyata tidaklah demikian. Tuhan selalu konsekuen dengan setiap perkataan-Nya. 
 
Seringkali kita lupa memerhatikan kalimat bagian awalnya, yaitu “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu.” Lagi-lagi Tuhan menekankan kata “tinggal” di dalam Dia. Orang yang sungguh-sungguh tinggal di dalam Tuhan dan firman Tuhan sungguh-sungguh tinggal di dalam diri si orang percaya tersebut, maka dirinya akan dipenuhi dengan maksud, rencana dan kehendak Tuhan. Orang yang demikian, maka ia tidak akan meminta sesuatu yang lain kecuali sesuatu yang dikehendaki Tuhan. Betapa indahnya. 
 
Oleh karena itu, mari jemaat Tuhan, kita tangkap apa yang menjadi pesan Tuhan bagi kita ini. Tuhan menghendaki agar setiap kita benar-benar tinggal di dalam Dia seperti layaknya ranting yang melekat secara terus menerus pada pokok anggur. Segala yang baik dari sang Pokok, pikiran-pikiran-Nya, isi hati-Nya, “sari-sari makanan atau nutrisi” yang terbaik yang dimiliki sang Pokok akan otomatis teralirkan kepada kita dan mereproduksi sesuatu yang dahsyat. Selamat bereproduksi! 
 
Tuhan Yesus memberkati!

Bereproduksi Atau Mandul ? (Pesan Gembala, 25-08-2019)

| Warta Jemaat |
About The Author
-