Bernyala-nyala Bagi Tuhan dan Terangi Kota! (Pesan Gembala, 29 Maret 2020)

BERNYALA-NYALA BAGI TUHAN DAN TERANGI KOTA!

Roma 12: 11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Dalam memberikan nasihatnya kepada jemaat Tuhan di Roma tentang bagaimana hidup bersama dalam kasih, rasul Paulus di dalam perikop tersebut banyak mengucapkan kata “Janganlah”. Salah satunya adalah “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor dst…” Kata “Janganlah” (Yun. may) disini merupakan kata larangan atau peringatan yang tegas, yang bermakna sekali-sekali jangan dilakukan! Biasanya ditujukan kepada hal-hal yang dianggap berbahaya apabila diteruskan.

Kalimat “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor” di atas merupakan suatu larangan atau peringatan yang tegas bagi umat Tuhan supaya kerajinan, ketekunan dan kesungguhan orang percaya tidak menjadi kendor atau mundur. Karena apabila kerajinan, ketekunan dan kesungguhan orang percaya menjadi kendor atau mundur maka ada bahaya besar yang akan dialami.

“Roh yang menyala-nyala” berbicara tentang semangat yang berkobar-kobar bagaikan air yang mendidih. Artinya, Tuhan mau kita terus menjadi orang-orang yang bersemangat atau bergairah dengan kesungguhan hati untuk melayani Tuhan dengan sukarela karena sadar akan tujuan Tuhan dalam hidup kita. Mengapa digambarkan berkobar-kobar bagai air yang mendidih? Tuhan mau kita menjadi “alat pemicu” panas bagi orang-orang di sekeliling kita.

Bukan tanpa alasan rasul Paulus memberikan nasihatnya tersebut, mengingat pengaruh dunia dan sifat-sifatnya yang selalu ingin menularkan hal-hal yang buruknya kepada seluruh manusia. Seperti saat ini, ketika wabah virus sedang melanda, dunia sedang berada di tengah-tengah kondisi yang “dingin dan gelap” yang mencoba memengaruhi seluruh umat manusia, termasuk gereja Tuhan. Tidak sedikit orang diliputi oleh ketakutan dan kecemasan, sehingga semangat untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan menjadi surut.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan menyatakan bahwa tetap lakukan fungsi kita sebagai penerang bagi kota dan pemberi rasa hangat bagi sesama. Jangan tanggalkan atau gantungkan “jubah” status dan fungsi kita sebagai orang percaya, tanda sedang beristirahat (terlepas apakah kita seorang pelayan Tuhan di gereja ataukah sebagai seorang jemaat biasa). Di tengah kondisi yang sedang terjadi hari-hari ini, dimana orang-orang menjadi terbatas aktifitas kesehariannya. Namun jangan sampai ikut “meliburkan” fungsi utama kita sebagai orang percaya.

Tuhan memerlihatkan kota kita yang saat ini sedang diliputi kekelaman, namun tidak sepenuhnya gelap, karena masih ada sedikit titik-titik terang di dalamnya. Namun sayangnya, terang yang sedikit itu tidak cukup terang untuk menerangi kota. Kecuali apabila umat Tuhan bersedia bersatu hati bangkit bersama seluruh anggota keluarganya di setiap rumah tangga dengan mengambil otoritas atas kotanya, atas komunitasnya, lalu naikkan pengangungan bagi Tuhan sambil melepaskan berkat atas kota, lakukan peperangan rohani atas kegelapan yang terjadi dan atas roh ketakutan yang sedang melanda.

Lawan semua itu dengan kuasa dan otoritas dalam roh yang menyala-nyala di dalam Tuhan, maka terang demi terang di setiap rumah tangga dan komunitas akan terpancar. Dan terang demi terang di setiap rumah tangga dan komunitas yang terpancar akan mulai menerangi kota kita.

Hal-hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, agar kita bernyala-nyala bagi Tuhan dan menerangi kota, di antaranya adalah:

(1). Menjaga kobaran api tetap menyala

Roma 12: 11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Salah satu tugas penting imam-imam di Perjanjian Lama adalah menjaga supaya api di mezbah Tuhan tetap menyala. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana (Imamat 6: 12- 13). Sepertinya ini merupakan suatu tugas yang sederhana, tetapi ternyata tidaklah mudah untuk melakukannya. Perlu kesetiaan, ketekunan, komitmen dan persistensi dalam melakukannya.

Di dalam Perjanjian Baru, kitalah imam-imam itu (1 Pet. 2: 9). Kita yang telah ditebus oleh kematian Yesus di kayu salib sekarang adalah imam-imam Perjanjian Baru. Sebagai imam, tugas kita juga sama, menjaga secara konsisten supaya api di mezbah jangan sampai padam.

Ini berbicara tentang hubungan dengan Tuhan yang harus terus-menerus dilakukan lewat persekutuan intim dengan-Nya. Ingat, kekristenan bukan semata-mata tentang datang ke gereja beribadah, mendengarkan kotbah, memberikan persembahan dan beraktifitas, melainkan tentang membangun keterhubungan pribadi dengan Tuhan. Keterhubungan yang benar dengan Tuhanlah yang akan menghasilkan roh yang bernyala-nyala dalam diri orang percaya.

(2). Menjaga fungsi kita sebagai penerang.

Roma 12: 11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

Sesuatu yang menyala-nyala otomatis akan menghasilkan pancaran terang. Dalam hal agar kota menjadi terang, maka dibutuhkan “penerang.” Di sinilah peran orang percaya/gereja Tuhan yang harus tetap bernyala-nyala untuk berfungsi sebagai penerang. Tentu kita ingat apa yang dikatakan Yesus pada waktu kotbah-Nya di bukit: “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi” (Mat. 5:14).

Dalam arti kata lain, Yesus sedang berkata, “Kamu seperti kota yang terletak di atas sebuah gunung dan kota semacam itu harusnya tidak bisa disembunyikan.” Dan ketika orang banyak mendengar perkataan Yesus tersebut, mereka langsung mengerti apa yang dimaksud Yesus. Bahwa kota yang dimaksud adalah Yerusalem. Bagi mereka, Yerusalem bukan sekedar kota bersejarah yang mengandung nilai historis tinggi semata-mata, melainkan kota panutan yang bukan hanya bagi orang Yahudi saja, tetapi juga bagi segala bangsa dan suku bangsa di dunia, karena di Yerusalem tersebut ada hadirat, ada firman Tuhan serta ada pengajaran yang benar tentang jalan-jalan Tuhan yang membawa kepada keselamatan.

Sekarang kita mengerti bahwa ketika Yesus sedang berkata kepada orang banyak, “Kamu adalah kota yang terletak di atas gunung” Tuhan mau kita berfungsi seperti kota tersebut. Berfungsi sebagai terang Tuhan di dunia, dimana semua orang dan bangsa dapat melihat dan berduyun-duyun datang kepada kita, karena pada kita ada hadirat, ada firman Tuhan serta ada pengajaran yang benar tentang jalan-jalan Tuhan yang membawa kepada keselamatan.

Oleh sebab itu, mari umat Tuhan, tangkap pesan ini, bangkit dan bernyala-nyala senantiasa bagi Tuhan, karena lewat kobaran api yang ada pada kita, kita bisa memancarkan kehangatan kepada sesama, sekaligus penerang bagi kota kita. Selamat terhubung senantiasa dengan Sang sumber terang, yaitu Yesus Kristus.

Tuhan Yesus memberkati!

Bernyala-nyala Bagi Tuhan dan Terangi Kota! (Pesan Gembala, 29 Maret 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-