Berjalan Mengatasi Gelombang (Pesan Gembala, 6 September 2020)

BERJALAN MENGATASI GELOMBANG

Matius 14:22-33 (28) Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.”

Malam itu selesai membagikan lima roti dan dua ikan kepada sebanyak lima ribu orang, Yesus lalu memerintahkan murid-murid-Nya untuk naik ke perahu dan pergi mendahului-Nya ke seberang danau Galilea. Yesus tidak ikut bersama-sama dengan para murid, karena Ia hendak naik ke bukit terlebih dahulu untuk berdoa. Yesus selalu memrioritaskan diri-Nya untuk datang berdoa kepada Bapa sorgawi, ditambah pula memang saat itu Ia membutuhkan saat-saat menyendiri untuk berdoa.

Sementara itu, ketika murid-murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai tiba-tiba datanglah angin sakal, seketika itu juga perahu yang mereka naiki diombang-ambingkan dengan hebatnya. Meskipun pengalaman diterpa gelombang bukanlah peristiwa yang pertama kali mereka alami, ditambah pula bukankah kebanyakan dari mereka adalah nelayan-nelayan, namun mengatasi angin yang datang
menerpa dari arah yang berlawanan bukanlah perkara yang mudah. Bukan hanya sekedar menghambat laju perjalanan mereka, namun mereka dibuat hampir tenggelam karenanya.

Entahkah berapa lama murid-murid berjuang mengatasi gelombang tanpa ada hasil, kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka dengan berjalan di atas air. Pemandangan ini ternyata tidak dianggap sebagai sesuatu yang melegakan hati para murid. Bukan sorakan kegembiraan yang keluar dari mulut mereka, melainkan teriakan yang menyatakan rasa takut mereka akan sosok Yesus yang disangka hantu oleh mereka. Bisa dibayangkan seperti apa suasana malam itu.

Tetapi segera Yesus menenangkan sambil meyakinkan mereka agar tidak menjadi takut, karena Guru yang sekaligus Tuhan ada di hadapan mereka. Menyadari bahwa yang berkata-kata adalah Yesus, maka Petrus segera berseru kepada-Nya agar diperkenankan untuk datang mendekat kepada Yesus dengan cara berjalan di atas air. Ketika Yesus menyuruhnya datang, maka segeralah Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air untuk mendapatkan Yesus. Luar biasa bukan?

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Apapun terpaan
gelombang yang mungkin sedang menghalangi langkah perjalanan kita, janganlah kita menjadi takut dan kehilangan pengharapan, semua itu diijinkan Tuhan untuk kita alami. Sesulit apapun hal itu terlihat, inilah saat untuk melangkah “keluar dari perahu” dan berjalan mendekat dengan mata yang kali ini sungguh-sungguh tertuju kepada Yesus.

Di dalam peristiwa di atas, tidakkah kita perhatikan bahwa ketika murid-murid sedang berjuang mengatasi terpaan gelombang badai, terlihat Yesus sengaja dengan santai berjalan di atas air. Mujizat yang jarang dilakukan oleh Yesus. Hal ini sebetulnya sedang memerlihatkan kepada para murid dan kita semua bahwa gelombang yang besar itu berada di bawah kaki-Nya, bahkan Yesus berjalan di atasnya.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berkaitan dengan pesan Tuhan ini agar kita bisa berjalan mengatasi gelombang, di antaranya adalah:

(1). Minta kemampuan untuk melihat maksud Tuhan di balik gelombang yang terjadi.

Mat. 14:26-27 (26) Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: “Itu hantu!”, lalu berteriak-teriak karena takut. (27) Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”

Tidak sedikit orang percaya pandangan matanya sangat mudah terdistraksi oleh gelombang yang terjadi, sehingga sulit untuk melihat apa yang sesungguhnya Tuhan sedang lakukan dalam hidupnya. Orang biasanya lebih mudah melihat buruknya masalah yang terjadi, namun sering kehilangan maksud Tuhan di baliknya. Murid-murid tidak menyadari bahwa mereka bisa berada di dalam perahu menuju ke seberang danau karena diperintahkan Yesus (ayat 22). Tidak berpikir oleh mereka bahwa apabila Yesus yang memerintahkan mereka untuk pergi menuju ke seberang, tidak mungkin mereka menaatinya untuk kemudian mati di tengah jalan.

Kepanikan para murid ketika menghadapi gelombang menjadi bertambah-tambah ketika melihat sosok Yesus yang sedang berjalan di atas air. Bukannya mereka melihat bahwa pertolongan akhirnya datang atas mereka, mereka malah melihat bahwa hantu danau Galilealah yang datang hendak mencelakakan mereka. Mereka berteriak-teriak karena takut sampai akhirnya Yesus memerkenalkan siapa diri-Nya dan maksud di balik yang dialami para murid. Tuhan menghendaki kita untuk mengambil waktu sejenak di hadapan-Nya untuk mulai menangkap apa maksud Tuhan di balik semua yang terjadi.

(2). Minta kemampuan untuk melihat dengan benar dan melangkah dengan iman

Mat. 14:29-30 (29) Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. (30) Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: “Tuhan, tolonglah aku!”

Ketika Petrus menyadari bahwa Yesus sendirilah yang datang, maka spontan Petrus meminta Yesus untuk menyuruhnya datang ke tempat dimana Yesus berada. Ketika Yesus menyuruhnya datang, maka segeralah Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air untuk mendapatkan Yesus. Namun apa yang kemudian terjadi? Ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam ke dalam air. Dan Yesus segera mengulurkan tangan-Nya dan memegang Petrus.

Seringkali banyak orang mencibir sikap Petrus yang dikatakan selalu bertindak tanpa berpikir panjang. Namun sesungguhnya, dalam peristiwa ini, apa yang dilakukan Petrus adalah sesuatu yang luar biasa. Menyadari pribadi yang ada di hadapannya adalah Yesus yang adalah Tuhan, maka ia memohon perkataan Yesus untuk memerintahkan dirinya untuk datang. Setelah mendengar perkataan Yesus, maka keluarlah Petrus dari dalam perahu dan berjalan di atas gelombang air. Meskipun akhirnya ia jatuh, sadarkah kita, dimana murid-murid yang lain berada? Mereka memilih untuk duduk diam di dalam perahu menyaksikan Petrus mengalami pengalaman berjalan di atas air menuju ke tempat dimana Yesus berada.

Mari jemaat Tuhan, di manakah posisi kita saat ini ketika sedang berhadapan dengan gelombang? Apakah kita memilih untuk duduk diam penuh dengan kekuatiran “di dalam perahu” yang sedang diombang-ambingkan gelombang, ataukah memilih seperti Petrus untuk melangkah maju setelah mendengar perkataan Yesus dan berjalan di atas air? Alami sebuah pengalaman pribadi bersama Tuhan untuk memerbesar kapasitas iman kita. Selamat melangkah dengan iman!

Tuhan Yesus memberkati!

Berjalan Mengatasi Gelombang (Pesan Gembala, 6 September 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-