Bekerja untuk Makanan yang Tidak Dapat Binasa (Pesan Gembala, 1 November 2020)

BEKERJA UNTUK MAKANAN YANG TIDAK DAPAT BINASA

Yohanes 6:25-29 (27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (MSG.: Don’t waste your energy striving for perishable food like that /Jangan sia-siakan energimu untuk makanan yang akan dapat binasa seperti itu).

Kisah ini sebetulnya lanjutan dari peristiwa sebelumnya yang terdapat di perikop yang sama, dimana Yesus memberi makan lima roti dan dua ikan kepada lima ribu orang laki-laki. Hanya di bagian tengahnya (ayat 16-21) disisipkan peristiwa tentang Yesus berjalan di atas air. Tentu semua urutan itu ada maksud tertentu yang terkandung di dalamnya. Namun yang pasti Yesus belum selesai dengan orang banyak yang mengikuti-Nya tersebut.

Ketika orang banyak setelah peristiwa roti menyadari bahwa murid-murid Yesus telah berangkat ke seberang dengan menggunakan perahu dan menduga Yesus pun ada di sana, maka mereka dengan bersemangat segera pergi mencari Yesus. Meskipun mereka agak bingung bagaimana Yesus bisa tiba begitu cepat di Kapernaum tanpa perahu. Itulah sebabnya, pertanyaan pertama yang mereka tanyakan kepada Yesus ialah, “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Namun Yesus tidak memerdulikan pertanyaan tersebut. Ada hal lain yang hendak Ia sampaikan kepada orang banyak tersebut.

Tanpa berlama-lama Yesus langsung berbicara kepada mereka tentang motivasi dibalik pencarian mereka akan Yesus (ayat 26).
Yesus tahu sekali untuk tujuan apa orang banyak tersebut mencari-Nya. Bukan karena sebuah kerinduan ingin mengenal diri-Nya atau belajar memahami tujuan Tuhan di balik peristiwa yang dialami, namun ternyata karena mereka yang telah kenyang menikmati mujizat roti sebelumnya, ingin mengalaminya lagi.

Jadi Yesus tahu sekali motivasi apa yang terkandung di balik pengejaran masing-masing orang akan diri-Nya. Salah satu hal penting yang acapkali jadi penilaian Yesus dalam kehidupan rohani kita sebagai orang percaya, adalah motivasi (niat, maksud, atau tujuan). Apakah kita mencari-Nya dengan giat dan sungguh-sungguh, ataukah sedikit sungguh-sungguh ataukah ada maksud-maksud tersembunyi lainnya, hal ini akan menjadi perhatian Yesus. Meskipun secara tampak luar mengejar Tuhan itu adalah sesuatu yang baik, namun motivasi di balik pengerjaan itulah yang membedakan nilai dari sebuah pengejaran. Maka berangkat dari hal inilah, maka Yesus mulai mengajarkan prinsip-prinsip Kerajaan Sorga kepada orang-orang tersebut.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita. Tuhan sedang mengajarkan kepada kita tentang motivasi hati. Seringkali kita tidak menyadari hal itu. Tuhan lebih mengetahui apa yang ada di dalam hati kita lebih dari pada diri kita sendiri. Motivasi yang berlandaskan keinginan daging atau keinginan diri sendiri akan mengakibatkan kehancuran atau kebinasaan. Sebaliknya, motivasi yang berlandaskan kehendak Tuhan akan menghasilkan kehidupan yang kekal.

Kembali kepada sub visi kita di tahun ini, yaitu Connected to God bagian ke 2, kita dapat melihat betapa pentingnya kita sesekali
menarik diri sejenak dari kesibukan dan mengambil waktu dalam kesendirian untuk bersekutu dengan Bapa. Pada momen itulah Tuhan seringkali meluruskan motivasi hati kita. Sebagaimana Yesus selalu mengambil waktu untuk bersekutu pribadi dengan Bapa sorgawi mengkonsolidasi kehendak diri-Nya dengan kehendak Bapa.

Beberapa hal yang perlu kita lakukan berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:

(1). Pastikan dasar pengejaran yang kita gunakan adalah kehendak Tuhan dan kebenaran-Nya.

Yoh. 6:27 Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, …

Mengapa Yesus sepertinya begitu keras terhadap orang banyak yang mengikutinya, sebagaimana pesan ini juga ditujukan kepada kita? Karena Ia ingin memberikan sesuatu yang jauh lebih baik kepada kita. Ia ingin memerlengkapi kita lebih lagi.

Pengiringan kita kepada Tuhan sebagai orang percaya tidak menjadi lebih ringan, khususnya juga di masa-masa sekarang. Tuhan bukan hanya kita ingin sekedar melewatinya dengan baik, namun Tuhan mau kita dapat mengakhiri seluruh rangkaian pertandingan kita dengan baik sampai ke garis akhir.

Oleh sebab itu, dibutuhkan tindakan yang tepat untuk mendapatkan makanan yang benar. Bukan sekali dua kali Yesus dalam pasal 6 ini mengatakan tentang makanan yang dari sorga. Ia ingin memberikan kepada kita makanan dari sorga, yaitu roti yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. Ini berbicara tentang sesuatu “yang kelihatan” dengan “yang tidak kelihatan.” Tuhan mau memastikan agar kita jangan salah makan. Segala sesuatu yang berasal dari dunia, seperti roti atau makanan apapun yang kita makan, akan mengalami kerusakan. Entahkah basi atau bahkan menjadi busuk dan bau. Semuanya menurun, merosot dan akhirnya binasa. Namun Yesus mengatakan bawa ada makanan yang tidak dapat binasa, yaitu roti dari sorga, dimana ini berbicara tentang pribadi Yesus sendiri.

(2). Pastikan bahwa Yesus adalah satu-satunya sumber bagi kita dan tidak ada yang lain.

Yoh. 6:66-68 (68) Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;

Disaat banyak orang meninggalkan Yesus karena perkataan keras yang diucapkan Yesus, tinggallah kedua belas murid bersama Yesus. Apa yang membuat mereka tidak ikut meninggalkan Yesus? Simon Petrus berkata bahwa mereka tidak memiliki siapapun lagi yang dapat diandalkan, karena hanya Yesus satu-satunya yang memiliki perkataan hidup yang kekal. Luar biasa bukan? Dapatkah kita memiliki ketetapan seperti Simon Petrus?

Bagi Simon Petrus dan para murid, hanya Yesus yang memiliki perkataan hidup yang kekal. Bagi para pengikut yang lain, mereka memiliki banyak hal lain yang dapat diandalkan. Tidak heran, ketika berada di dalam keadaan tertekan mereka dengan mudah memilih untuk mengundurkan diri. Bagi kebanyakan orang, mengikut Yesus hanyalah salah satu pilihan. Ketika mengalami keadaan yang tidak baik, dengan mudah membuka diri untuk memilih jalan lain. Bagi para murid, apapun yang terjadi mereka akan mengabdikan diri pada Yesus. Mereka tidak akan mendengarkan yang lain selain perkataan yang keluar dari mulut-Nya.

Mari jemaat Tuhan, untuk menjadi alat untuk perabot yang mulia
dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat untuk sungguh-sungguh bergantung pada Tuhan dan perkataan-Nya. Karena tidak ada perkataan yang dapat membawa kepada hidup yang kekal selain dari perkataan yang keluar dari mulut-Nya. Selamat menjalin keterhubungan!

Tuhan Yesus memberkati!

Bekerja untuk Makanan yang Tidak Dapat Binasa (Pesan Gembala, 1 November 2020)

| Warta Jemaat |
About The Author
-