30 Desember 2018 – Hadapi Ketakutan! Percaya pada Tuhan! (Facing Fear! Trusting God!)

HADAPI KETAKUTAN! PERCAYA PADA TUHAN! (Facing Fear! Trusting God!)

2 Timotius 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Rasa takut merupakan kondisi emosional yang dimiliki oleh setiap manusia. Itu adalah sesuatu yang wajar. Rasa takut termasuk dalam salah satu emosi dasar manusia selain bahagia, sedih dan marah. Tapi takut itu berbeda dengan yang namanya ketakutan. Ketakutan adalah sesuatu rasa cemas yang berlebihan akan suatu hal, baik yang pasti maupun yang belum diketahui secara pasti. Ketakutan adalah sesuatu yang bisa menghantui seseorang.

Setiap manusia memiliki persoalan berbeda yang bisa menimbulkan ketakutan pada dirinya. Ketakutan Timotius berbeda dengan janda di Sarfat. Akibat krisis ekonomi yang terjadi pada waktu itu menimbulkan ketakutan kepada janda tersebut bahwa bisa-bisa ia akan mati karena bahan makanan yang ada hanya cukup untuk sekali makan lagi saja. Sedangkan bagi Timotius, keberadaan Paulus yang saat itu sedang berada di dalam penjaralah yang menimbulkan rasa ketakutan dan malu dalam diri Timotius.

Ketika kita mengalami ketakutan akan sesuatu, entah akan masa depan, sakit penyakit, pelbagai masalah yang tidak kunjung selesai, keraguan dalam melaksanakan tugas dari Tuhan, dan lain-lain, kita perlu menyadari bahwa ada Kristus yang lebih dahsyat dari segala apapun yang ditakutkan. Iblislah sumber dari segala ketakutan manusia. Saat seseorang ketakutan, sesungguhnya orang itu sedang “mengunyah dan menelan” setiap tipu daya si iblis ke dalam hidupnya. Jangan biarkan iblis melumpuhkan iman kita!

Semakin kita membiarkan ketakutan, semakin hidup kita jauh dari damai dan sukacita Tuhan. Ingat, bahwa ketakutan dan damai sejahtera tidak dapat berjalan beriringan. Saat seorang percaya membiarkan ketakutan menguasai dirinya, maka damai dan sukacita mulai menyingkir dari hidupnya. Sebaliknya, saat orang percaya berpegang dan menghidupi firman Tuhan, maka ketakutan akan mulai pergi dari hidupnya.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Diakui maupun tidak diakui, ternyata banyak orang percaya yang terintimidasi oleh ketakutan. Dan kita tahu bahwa ketakutan bukanlah berasal dari Tuhan. Firman Tuhan di atas jelas mengatakan bahwa Tuhan tidak memberikan kepada kita roh ketakutan. Musuh tahu, apabila orang percaya dihinggapi ketakutan, maka banyak kemenangan yang seharusnya diraih akan menjadi gagal, dan banyak pekerjaan Tuhan yang akan menjadi lumpuh. Ketakutan yang dialami Timotius membuat ia urung dan malu untuk bersaksi tentang Tuhan.

Apa yang harus kita lakukan agar senantiasa menang atas ketakutan yang mencoba untuk terus menekan? Mari kita belajar pada sikap rasul Paulus lewat suratnya kepada Timotius anak rohaninya ini.

(1). Menyadari akan pemilihan dan pembelaan Tuhan atas kita

2 Tim. 1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, (NKJV.: Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah, sesuai dengan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,)

Sekilas perkataan ini sepertinya biasa, namun menjadi luar biasa ketika menyadari bahwa perkataan itu diucapkan oleh seseorang dari dalam penjara dan orang itu sedang menunggu hukuman mati yang bisa dijatuhkan sewaktu-waktu. Umumnya narapidana yang akan menjalani eksekusi hukuman mati akan mengalami rasa stress dan ketakutan yang amat sangat. Namun berbeda dengan rasul Paulus, tidak ada ketakutan sama sekali menghinggapinya. Bahkan lewat surat yang ditulisnya, ia bahkan sedang memberi semangat kepada Timotius yang sedang mengalami ketakutan.

Ternyata kekuatan yang ia miliki bukan berasal dari dalam dirinya, melainkan keyakinan yang berasal dari Tuhan. Ia menyatakan bahwa keberadaan dirinya bukanlah sebagai orang biasa, melainkan sebagai seorang rasul yang dipilih oleh kehendak Tuhan. Paulus percaya bahwa Tuhan yang memilih dirinyalah yang membela dan memegang kendali atas hidupnya. Oleh karena itu, ia percaya bahwa intimidasi si musuh tidak berkuasa untuk melemahkan dirinya.

(2). Menyadari akan sumber penyediaan Tuhan atas kehidupan dan pelayanan kita.

2 Tim. 1:2 kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.

Pada kalimat ucapan pembuka kepada Timotius ini, rasul Paulus sedang mencoba mengatakan tentang adanya penyediaan berlimpah dari Tuhan yang seringkali tidak disadari banyak orang percaya. Penyediaan yang dari Tuhan tersebut ialah: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera (grace, mercy and peace). Padahal semua ini disediakan bagi Tuhan kepada setiap mereka yang percaya kepada-Nya.

Rasa ketergantungan Timotius terhadap rasul Paulus yang membuat ia merasa tidak berdaya dalam keadaannya yang tanpa sosok yang biasa membimbingnya ketika keadaan sulit datang menekan.Tetapi rasul Paulus mengingatkan bahwa ada suplai tanpa batas yang Tuhan telah sediakan bagi Timotius, yaitu kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera. Dan ini yang dibutuhkan oleh setiap orang percaya. Kesadaran akan keterbatasan kepada diri sendiri akan beralih menjadi suplai kekuatan yang berlimpah dari Tuhan bagi yang percaya kepada-Nya,sehingga tidak ada alasan untuk menjadi ketakutan.

Mari jemaat Tuhan, ketakutan itu ternyata bukanlah sebuah “benda nyata” (fear is not real), ketakutan timbul dari respon seseorang terhadap suatu situasi yang sebenarnya tidak menakutkan. Ketakutan hanyalah produk dari pikiran yang berasal dari pribadi yang tidak mengakar kepada Kristus. Selamat memasuki tahun yang baru dengan cara pandang yang benar!

Tuhan Yesus memberkati!

30 Desember 2018 – Hadapi Ketakutan! Percaya pada Tuhan! (Facing Fear! Trusting God!)

| Warta Jemaat |
About The Author
-