Lukas 4:18-19  “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”
Setelah dicobai oleh iblis di padang gurun, datanglah Yesus ke Nazaret, kampung halaman-Nya, tempat di mana Ia dibesarkan. Dan sama seperti kebiasaan-Nya, pada hari Sabat Yesus masuk ke sebuah rumah ibadat untuk mengajar di sana. Pada waktu itu, Ia masuk ke dalam ruangan, lalu berdiri membacakan sebuah nas yang diambil dari kitab nabi Yesaya, seperti yang dikutip sebagai ayat pembuka di atas. Selesai membacakan nas tersebut, Yesus kemudian menjelaskan kepada semua orang yang hadir dalam ruangan itu bahwa keberadaan-Nya, mulai saat itu, merupakan penggenapan dari nubuatan nabi Yesaya yang menyatakan bahwa pribadi yang diurapi oleh Roh Tuhan adalah diri-Nya sendiri yang siap untuk melaksanakan mandat Bapa di Sorga, yaitu memberitakan kabar baik, membebaskan tawanan, serta memberikan penglihatan bagi orang-orang buta.

Keberadaan Yesus di Nazaret saat itu merupakan awal masa pelayanan-Nya, setelah sejak usia kecil hingga usia dewasa Yesus banyak menghabiskan waktu-Nya di dalam tempaan pendidikan. Dari pendidikan dasar hingga menjadi seorang Rabbi yang luar biasa. Dan yang lebih luar biasa lagi adalah ketika Sang Rabbi diurapi oleh Roh Bapa-Nya. Yesus menyadari bahwa Ia bukanlah seorang anak yang selalu berada di rumah dan bermanja-manja di dekat orangtua jasmani-Nya, Ia tahu pula bahwa sejak mencapai usia cukup dewasa Ia harus pergi dan melakukan tugas yang dikehendaki oleh Bapa-Nya di Sorga, yang salah satunya mencelikkan mata orang-orang buta.

Pesan Tuhan ini kembali memberikan pesan khusus kepada kita bahwa seiring dengan bertambahnya usia rohani maupun jasmani, Tuhan mau kita juga menangkap tugas-tugas yang Bapa rindu percayakan kepada kita, anak-anak-Nya. Dan tugas itu salah satunya adalah “mencelikkan mata orang-orang yang buta.” Ada begitu banyak “orang buta” yang perlu dicelikkan matanya. Dicelikkan bukan hanya karena buta mata jasmaninya saja, namun juga yang buta mata rohaninya. Dan lebih menyedihkan lagi karena pada kenyataannya, orang yang buta rohani itu tidak hanya berasal dari kalangan mereka yang belum percaya di dalam Kristus saja, namun juga dari golongan orang yang sudah percaya. Adalah tugas kita sebagai orang-orang percaya untuk melakukan tepat seperti yang telah Bapa kita lakukan, yaitu mencelikkan mata mereka yang buta.

Beberapa alasan mengapa orang percaya perlu menangkap tugas yang dilakukan oleh Bapa di Sorga:
(1). Anak melihat Bapa melakukannya

Mar. 6:3  Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon?

Ketika Yesus mengajar di sebuah rumah ibadat, banyak orang yang menjadi takjub ketika mendengar pengajaran-Nya. Mereka terheran-heran dan bertanya-tanya dari mana Yesus memperoleh semuanya itu. Ketakjuban orang banyak itu tak terjawabkan ketika mereka menyadari bahwa Yesus hanyalah seorang tukang kayu, anak dari seorang ibu bernama Maria dan bapa seorang tukang kayu yang bernama Yusuf. Selain kemudian dikenal sebagai seorang Rabbi yang diurapi, di kampung halaman-Nya, Yesus juga dikenal sebagai seorang tukang kayu. Mengapa Yesus dulunya sempat menjadi seorang tukang kayu? Jawabannya sangat sederhana, yaitu karena Ia memiliki ayah seorang tukang kayu bernama Yusuf. Ada peribahasa yang berkata bahwa “buah jatuh tidak jauh dari pohonnya” yang berarti bahwa apa yang dikerjakan oleh anak tidak jauh dari apa yang dikerjakan orangtuanya. Sejak kecil, sebagai anak, Yesus sudah sering melihat apa yang dikerjakan Yusuf, ayah jasmani-Nya, seorang tukang kayu di zamannya dan kemudian Ia melakukan sesuai dengan contoh yang sering dilihatnya.

Memasuki usia dewasa dimana Yesus sudah terjun di dalam pelayanan yang sesungguhnya, orang-orang semakin dibuat takjub akan segala perbuatan yang dilakukan-Nya. Begitu banyak mujizat yang dikerjakan Yesus, dan begitu banyak mata buta telah dicelikkan-Nya. Dan luar biasanya, Yesus tidak menjadi sombong dengan sanjungan orang-orang yang telah melihat dan bahkan mengalami mujizat yang dilakukan-Nya itu. Dengan rendah hati Ia berkata bahwa Ia hanya melakukan seperti apa yang Ia lihat Bapa-Nya telah lakukan. Ketika orang-orang memuji pengajaran-Nya yang dahsyat, Ia hanya menjawab bahwa Ia berkata-kata tepat seperti yang dikatakan Bapa-Nya.

(2). Anak memiliki Roh Bapanya

Luk. 4:18 “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; . . .  .

Selain karena Yesus telah lebih dahulu melihat dan mendengar apa yang dilakukan dan dikatakan Bapa di Sorga, sehingga Ia tinggal mengikuti teladan yang dilakukan oleh Bapa-Nya, Yesuspun dimampukan karena ada Roh Bapa-Nya yang memenuhi diri-Nya. Karena alasan ini pulalah maka Yesus dimampukan bukan hanya untuk dapat menangkap mandat yang Sorga percayakan, namun juga untuk melaksanakannya. Sesungguhnya, itulah salah satu fungsi keberadaan Roh Allah di dalam setiap orang percaya.

Yesus pernah berkata kepada murid-murid-Nya sebelum peristiwa penyaliban, bahwa adalah lebih berguna bagi para murid jika Ia pergi ke Sorga, sebab jikalau Ia tidak pergi, maka Penghibur itu tidak akan datang. Yang dimaksud dengan Penghibur adalah Roh Kudus yg dicurahkan pada hari Pentakosta, tepat sepuluh hari sejak Yesus terangkat ke Sorga. Dan sejak Roh Kudus itu dicurahkan, murid-murid dimampukan untuk melaksanakan mandat Bapa Sorgawi, yaitu pergi dan menjadikan semua bangsa sebagai murid Kristus. Sudah sepatutnyalah orang percaya yang dipenuhi Roh Kudus terpanggil untuk ikut serta dalam pelayanan Yesus dengan cara-cara yang sama, seperti memberitakan kabar baik, membebaskan tawanan, memberikan penglihatan bagi orang-orang buta, dan lain-lain.

Mari umat Tuhan, lagi-lagi kita mendapat pesan yang sama, bahwa betapa Bapa kita di Sorga mendambakan kita anak-anak-Nya, yang dinilai sudah cukup dewasa, untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang Bapanya lakukan. Ada begitu banyak orang-orang di sekeliling kita yang masih hidup dalam “kebutaan.” Adalah tugas kita untuk melaksanakan tugas tersebut, karena hal itu pulalah yang dilakukan oleh Bapa. Bapa sangat tahu keterbatasan kita, itulah sebabnya Roh Kudus diberikan untuk memampukan kita. Betapa luar biasanya.

Tuhan Yesus memberkati!

29 September 2013 – Melakukan Pekerjaan Bapa (Bertumbuh ke Tingkat Berikutnya Bag. 2)

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.