29 Oktober 2017 – Memilih Yang Tuhan Pilih

Kejadian 13:9 Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.”
 
Hidup yang kita jalani ini sesungguhnya penuh dengan pilihan. Dari sejak kecil kita sudah dihadapkan dengan berbagai pilihan yang akan menentukan ke mana langkah kita selanjutnya. Kita memilih apakah mau rajin belajar atau malas-malasan, apakah mau hidup teratur atau semaunya, menuruti orang tua atau memberontak, jujur atau bohong dan sebagainya. Hingga dewasa pilihan-pilihan hidup justru menjadi semakin banyak dan kompleks. Misalnya, perguruan tinggi mana yang akan kita pilih, jurusan apa yang akan kita ambil, mencari pekerjaan atau memilih untuk bermalas-malasan, siapa yang akan kita pilih sebagai pasangan hidup, dan lain-lain. 
 
Alkitab menunjukkan betapa Tuhan pun memberikan pilihan-pilihan kepada kita. Meski Tuhan menginginkan anak-anak-Nya menjadi orang yang taat dan patuh kepada-Nya, namun Tuhan tidak menciptakan kita sebagai robot-robot yang tanpa kehendak. Tuhan memberi manusia kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri, termasuk memilih jalan hidup yang bertentangan dengan kehendak-Nya. Tapi ingatlah bahwa di balik itu selalu ada konsekuensi-konsekuensi yang akan datang dari setiap keputusan yang kita ambil. 
 
Kisah ini dimulai pada waktu Abram disuruh pergi dari Mesir oleh Firaun dan tiba kembali di tanah Kanaan. Tanah Kanaan pada waktu itu masih mengalami sisa-sisa kemarau. Dengan kata lain, masih belum cukup untuk menyediakan rumput bagi kambing-domba Abram dan Lot yang sangat besar jumlahnya. Akibatnya sering terjadi perselisihan di antara para gembala Abram dan gembala Lot dalam penyediaan rumput-rumput dan air dari sungai yang mengalir. Untuk menghindari semua itu, Abram segera mengambil keputusan sebelum persoalan yang ada menjadi semakin rumit.
 
Ketika Abram sampai kepada keputusan, ia meminta supaya Lot terlebih dahulu untuk memilih. Abram mempersilakan Lot memilih terlebih dahulu bagian tanah mana yang dianggap baik menurutnya. Apabila Lot memilih ke kiri, maka Abram akan memilih ke bagian kanan, dan sebaliknya. Lot memutuskan memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik menurut pandangan matanya, sedang Abram memilih dan menetap di tanah bagian lainnya yaitu, Kanaan. Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu Sodom & Gomora. Secara kasat mata mungkin Abram hanya mendapat tanah sisa dan terlihat tidak sebaik Lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi justru di situ Tuhan menyediakan yang terbaik bagi Abram.
 
Inilah pesan yang Tuhan berikan kepada kita. Ada beberapa keputusan penting yang harus kita ambil. Sebagai manusia, kita memiliki banyak pertimbangan yang mendasari keputusan yang akan diambil. Namun ingatlah bahwa Tuhan pun memiliki pertimbangan-Nya sendiri. Ia memiliki alasan yang terbaik bagi kita agar kita memilih pilihan yang sesuai dengan apa yang Ia kehendaki. Pilihan dan konsekuensi ada di tangan kita.
 
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan berdasarkan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
 
(1). Memilih bukan atas dasar emosi 
 
Kej.13:8-9 Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku …
 
Semakin sering dan tajamnya perselisihan yang terjadi di antara para gembala Abram dan gembala Lot, membuat Abram harus mengambil sebuah keputusan yang tidak mudah. Abram bisa saja mengusir Lot beserta para gembalanya keluar dari lingkungan wilayah penggembalaannya, mengingat perselisihan yang terjadi antara para gembala sudah sangat menyusahkan hatinya. Bagaimana tidak? Bukankah semua kawanan kambing domba milik Lot yang besar jumlahnya tersebut adalah berasal dari Abram yang telah bermurah hati berbagi kepada keponakannya tersebut. Tidak dapat disangkal bahwa Lot menjadi besar atas jasa Abram. Abram bisa saja menggunakan hak, kekuasaan serta jabatannya untuk mengusir Lot jauh-jauh. Namun Abram tidak membuat pilihan berdasarkan emosi sesaat. 
 
Hari-hari ini bukankah sering kita melihat banyaknya dampak menyedihkan terjadi akibat pilihan-pilihan seseorang di masa lalu yang diambil berdasarkan luapan emosi sesaat. Emosi saat memilih pasangan hidup, emosi saat berpisah, emosi dalam menerima dan meninggalkan pekerjaan atau pun pelayanan, dan lain-lain. Melalui ini Tuhan mengajak kita  berpikir jernih saat membuat sebuah pilihan.
 
(2). Memilih karena hati yang percaya, bukan sekedar mata yang melihat
 
Kej.13:10 Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. — Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. — 
 
Banyak orang menyayangkan keputusan Abram yang mengijinkan Lot mengambil pilihan pertama. Bukankah Abram memiliki hak untuk mengambil pilihan lebih dahulu? Tanpa disadari kita pun seringkali berada pada posisi seperti Lot yang diperhadapkan dengan “kemudahan-kemudahan” di dalam membuat pilihan. Terlihat seolah-olah mudah untuk diputuskan, tetapi seringkali di titik itulah kita diuji, apakah pilihan yang diambil berdasarkan kesukaan pribadi kita semata-mata ataukah untuk sebuah kepentingan yang lebih besar.
 
Ketika Lot diberi kesempatan pertama untuk memilih, tanpa berpikir panjang Lot memilih lembah Yordan yang terlihat banyak airnya. Kalkulasi singkat di dalam benaknya menghasilkan sebuah perhitungan bahwa pilihannya tersebut akan membuahkan keuntungan yang berlipat-lipat tanpa mempertimbangkan adakah sisi negatif di balik pemilihannya tersebut. Sebaliknya, alasan Abram tidak terburu-buru untuk membuat pilihan dikarenakan ia telah memercayakan dirinya kepada Allah yang akan menyediakan apa yang terbaik baginya. Selain itu ia juga memercayai janji Tuhan yang senantiasa ia pegang erat-erat. 
 
Mari umat Tuhan, masih ada beberapa hal lain yang perlu kita pertimbangkan di dalam membuat pilihan. Namun ingat satu hal, pilihan yang kita ambil akan mencerminkan nilai apa yang kita anut selama ini dan kepada siapa kita memercayakan diri kita. Selamat memilih tepat!
 
Tuhan Yesus memberkati!

29 Oktober 2017 – Memilih Yang Tuhan Pilih

| Warta Jemaat |
About The Author
-