1 Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.
 
Dalam ayat di atas kita melihat bagaimana Paulus mengingatkan jemaat Korintus untuk tidak lagi memiliki pola pikir seperti kanak-kanak. Sama seperti manusia bertumbuh secara jasmani, dari bayi, kanak-kanak, remaja, pemuda, dan menjadi dewasa, demikian pula orang percaya, harus bertumbuh secara rohani. Ketika kita baru percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita, itu dinamakan lahir baru (lahir secara rohani), dan selanjutnya kita harus bertumbuh dan menjadi dewasa secara rohani. Inilah tujuan hidup kita, bukan hanya puas sebagai kanak-kanak, tetapi menjadi dewasa secara rohani.
 
Ketika kita masih kanak-kanak, maka pola pikir dan iman kita adalah pola pikir dan iman secara kanak-kanak. Kita berdoa hanya untuk meminta bagi diri kita sendiri, membaca Alkitab dan datang ke gereja hanya karena rutinitas. Akan tetapi orang yang sudah dewasa secara rohani akan berdoa dengan pola pikir yang lebih dewasa, yaitu agar kehendak Allah terjadi dalam kehidupan kita dan atas dunia ini.
 
Paulus menekankan, bahwa perbedaan inti antara kanak-kanak dan dewasa adalah seberapa banyak kita mengenal Tuhan dan memiliki hubungan dengan Tuhan (ay. 12). Ketika kanak-kanak, kita masih melihat Tuhan sebagai gambaran yang samar-samar. Akan tetapi, seiring pertumbuhan rohani, kita harus semakin bertambah mengenal Tuhan, karena nanti ketika kita berada di surga dalam kekekalan, maka kita akan melihat Tuhan secara langsung, muka-dengan muka. Ukuran pertumbuhan rohani kita diukur oleh sejauh mana hubungan kita dengan Tuhan, apakah selama ini kita seperti anak-anak yang hanya bisa terus menerus meminta sesuatu kepada Bapa di surga, atau semakin hari menjadi mempelai perempuan yang berusaha menyenangkan mempelai laki-laki yaitu Tuhan Yesus Kristus.
 
Kita hidup di sebuah planet yang isinya secara alamiah selalu bertumbuh, bahkan alam semesta di mana planet bumi menjadi bagian juga terus bertumbuh. Kehidupan identik dengan pertumbuhan, dan pertumbuhan selalu membawa perubahan. Secara alamiah setiap makhluk hidup di bumi ini dibekali dengan potensi dan naluri untuk bertumbuh sampai pada tahap optimal. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini, Tuhan masih melihat banyak orang percaya yang memiliki sikap seperti kanak-kanak. Berkata-kata seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak. Dan seringkali mereka berpikir bahwa hal yang demikian adalah wajar dan lucu. Namun sesungguhnya Tuhan menghendaki adanya perubahan yang signifikan orang percaya untuk menuju kedewasaan optimal, yaitu meninggalkan segala sifat kanak-kanak itu. Berjalan bersama Tuhan dalam keintiman adalah sebuah perjalanan pengiringan yang dilakukan oleh dua pribadi yang telah dewasa, bukan orang dewasa dengan anak kecil.
 
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan tentang makna kedewasaan, yaitu:
(1). Meninggalkan perkataan kanak-kanak
 
1 Kor. 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, …
 
Setiap manusia dari berbagai tingkat usia tentunya diberikan kemampuan untuk berkata-kata. Banyak hal yang dapat mereka bahas dan percakapkan. Namun yang membedakan adalah isi percakapannya. Apabila yang berkumpul adalah anak-anak bersama dengan teman-temannya dari kelompok usia yang hampir sama, kira-kira topik apa yang akan mereka percakapkan? Sudah pasti mereka tidak akan membahas masalah seputar kondisi ekonomi negara ataupun cara membesarkan anak. Karena hal itu di luar kemampuan dan ketertarikan mereka sebagai kelompok yang masih belum dewasa secara usia dan pemikiran. Anak-anak cenderung mempercakapkan hal-hal seputar hobby dan kesenangan mereka, seperti makanan, mainan atau games, dan hal-hal yang berkaitan dengan kesenangan dunia mereka.
 
Jemaat Korintus adalah jemaat yang sudah banyak menerima pengajaran firman Tuhan, bahkan karunia-karunia Roh Kudus, namun mereka seringkali jatuh berulang kali ke dalam berbagai dosa dan pelanggaran. Ternyata rasul Paulus memperhatikan bahwa topik percakapan yang seringkali dibahas adalah hal-hal seputar kesukaan daging dan kehidupan pergaulan mereka bersama dengan teman-teman yang belum di dalam Tuhan. Kemerdekaan di dalam Kristus acapkali mereka salah gunakan untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai, bukan yang Tuhan sukai. 
 
(2). Meninggalkan perasaan kanak-kanak
 
1 Korintus 13:11 Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, …
 
Banyak orang berpendapat bahwa tidak ada masa yang paling membahagiakan selain masa kanak-kanak karena di masa-masa itulah seorang anak mendapat perhatian penuh, baik dari orangtuanya sendiri maupun orang-orang di sekelilingnya. Mereka tidak pernah memikirkan tentang persoalan makan dan minum, sandang, papan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, karena semua akan dicukupkan dengan sendirinya oleh orangtuanya. Itulah sebabnya anak-anak cenderung memiliki sifat egois, segala sesuatu diarahkan kepada dirinya sendiri, dan bukan kepada orang lain. Namun, seiring bertambahnya usia, anak-anak akan bertumbuh dan beranjak dewasa dalam pertumbuhan fisik dan pemikiran. Mereka mulai diajar bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan orang lain.
 
Namun sayangnya, orang-orang percaya yang belum dewasa di masa kini seringkali menyalahartikan makna sebuah kasih. Kasih seringkali mereka terjemahkan sebagai sesuatu yang orang lain harus lakukan untuk diri mereka. Mereka lupa bahwa berbicara tentang kasih adalah berbicara tentang kerelaan berkorban demi kepentingan orang lain, tentang kerelaan menanggalkan kepentingan diri sendiri dan memilih tunduk kepada kehendak Tuhan. Rasul Paulus meminta agar jemaat Korintus mau meninggalkan perasaan kanak-kanaknya, dan menangkap rencana Kerajaan Sorga. 
 
Mari jemaat Tuhan, kalau kita perhatikan pesan demi pesan-Nya, jelas sekali Tuhan sedang mempersiapkan kita sebagai calon-calon mempelai yang mau menjadi kawan sekerja-Nya yang menangkap rencana Kerajaan Sorga. Dan tentu saja hal itu hanya bisa ditangkap oleh mereka yang memiliki kedewasaan rohani.
 
Tuhan Yesus memberkati!

26 Maret 2017 – Kedewasaan Menuntut Perubahan

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.