25 Februari 2018 – Miliki Rasa Lapar Dan Haus Akan Kebenaran

Matius 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.
 
Sesungguhnya setiap kita tahu bahwa lapar dan haus adalah sesuatu yang vital dalam hidup manusia. Sebab hanya orang hidup saja yang merasa lapar dan haus lalu makan dan minum. Tubuh yang terbaring kaku tak lagi meminta makan atau minum, sebab ketika tidak ada kehidupan, manusia tidak perlu lagi mengkonsumsi sesuatu. Makan dan minum adalah tanda pertama dan terutama seseorang masih bernyawa.
 
Lapar dan haus. Keduanya merupakan respons dari tubuh kita sejak hari pertama kita lahir ke dunia ini. Keduanya merupakan bagian alami dari diri kita dimana untuk itu kita melakukan rutinitas bernama makan dan minum setiap hari hingga saat terakhir kita di dunia yang sekarang ini (kecuali ketika berpuasa). Ketiadaan rasa lapar dan haus menjadikan keberadaan terasa janggal. Mari merenungkan lebih jauh betapa lapar dan haus menjadi suatu indikator yang penting dan utama dalam hidup kita.
 
Sudah menjadi pengetahuan umum jika nafsu makan yang baik merupakan penanda kesehatan manusia. Tubuh yang normal dan sehat, yang berfungsi dengan baik ditandai kebutuhan yang normal akan asupan nutrisi sehari-hari. Hampir sebagian besar penyebab hilangnya nafsu makan adalah adanya sakit penyakit, baik sakit fisik atau psikis. Itu adalah salah satu tanda awal yang harus diwaspadai bahwa kemungkinan ada sesuatu masalah pada diri kita. Karena dalam kondisi normal, setiap orang pasti merasakan lapar dan haus secara teratur. Lama atau sering tidak merasa lapar atau haus adalah kondisi yang tidak normal.
 
Berulang kali Alkitab menyinggung mengenai rasa lapar dan haus akan sesuatu yang ilahi dan rohani (Maz. 42:2-3; 63:2,6). Yang berarti pula bahwa manusia bukanlah semata-mata makhluk yang terdiri dari tubuh yang bernyawa. Ada unsur lain yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya yakni roh manusia. Alkitab menyatakan bahwa, manusia terdiri dari tubuh (yang tampak mata lahiriah) dan roh (yang tidak tampak secara lahiriah tetapi nyata dan kekal keberadaannya). 
 
Pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari perkataan yang keluar dari mulut Allah (Mat.4:4), hal itu menyatakan tentang keberadaan manusia yang sesungguhnya. Bahwa hidup manusia belumlah utuh sebagaimana kodratnya jika hanya makan apa yang dibutuhkan jasmaninya saja. Ada natur lain dari diri manusia yaitu rohnya yang perlu mendapatkan asupan makanan sebagaimana tubuh jasmaninya. Saat keduanya memperoleh makanan yang benar, maka hidup manusia menjadi lengkap dan berlangsung seturut sifat penciptaannya.
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Bahwa masih banyak orang percaya yang memiliki pengertian yang kurang tepat tentang memuaskan rasa lapar dan haus mereka akan kebenaran. Banyak orang merasa bahwa dengan datang beribadah dan beraktifitas rohani mereka mengira bahwa tubuh rohaninya akan otomatis dipuaskan dan dikenyangkan, padahal tidak demikian cara kerjanya. Itulah sebabnya, banyak dari pemercaya yang disadari maupun tanpa disadari tidak mengalami kepuasan dan kebahagiaan di dalam perjalanannya mengiring Tuhan.
 
Beberapa hal yang perlu kita perhatikan agar rasa lapar dan haus kita dipuaskan, adalah:
(1). Menyadari bahwa rohani yang lapar dan haus adalah rohani yang sehat
 
Mat. 5:6 Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, …
 
Ada sesuatu yang tidak semestinya atau di luar kewajaran saat seseorang tak lagi merasakan lapar dan haus. Tubuh manusia diciptakan dengan sistem sedemikian rupa sehingga keberlangsungannya hanya dapat terjaga melalui aktivitas memasukkan zat-zat yang diperlukan tubuh. Nah, apabila rasa lapar dan haus berkurang atau menghilang, sedikit banyak dapat disimpulkan bahwa sistem tubuh kita sedang tidak berfungsi secara normal atau sedang mengalami masalah. Memang ada saat selama beberapa waktu lapar dan haus tidak kita rasakan lagi. Yaitu saat kita merasa kenyang. Meskipun begitu, pada waktunya, tubuh yang berfungsi secara normal akan kembali merasakan lapar dan haus.
 
Jadi, tidaklah salah jika dikatakan bahwa saat roh seorang pemercaya tidak lagi lapar dan haus akan kebenaran Kristus, maka kemungkinan besar ada suatu masalah sedang terjadi disana. Manusia rohani yang tak lagi merasakan keinginan “mengkonsumsi” asupan rohani seharusnya diwaspadai. Ada sesuatu yang tak wajar di sana. Penolakan terhadap apapun yang benar dan sejati dari Kristus, entah secara diam-diam atau terang-terangan, bisa jadi menunjukkan kondisi roh orang tersebut sedang sakit. Atau – jika sama sekali tak peduli – sangat mungkin kematian rohani telah terjadi. Persoalannya, berapa banyak dari para pemercaya yang cukup peduli akan ada tidaknya atau hilang tidaknya rasa lapar dan haus dalam rohnya?
 
(2). Menyadari bahwa hanya Yesus yang bisa memuaskan 
 
Mat. 5:6 …karena mereka akan dipuaskan.
 
Rasa lapar dan haus kita akan Allah hanya dapat dipuaskan oleh Yesus Sang Kebenaran sejati, yang telah berjanji memuaskan jiwa kita. Bukan allah yang ini atau dewa itu. Bukan pula yang disebut atau dipanggil apapun oleh manusia. Hanya satu Pribadi yang telah terang-terangan menyatakan diri sebagai penghilang lapar dahaga jiwa manusia. Lapar dan haus akan Tuhan dipuaskan saat jiwa kita bertemu makanan dan minuman rohani kita yang sejati, yaitu Yesus, Sang Roti dan Air Hidup itu sendiri. 
 
Lapar dan haus rohani orang percaya tidak dapat dipuaskan melalui sensasi-sensasi atau emosi-emosi akan Dia. Bukan pula karena pemberian-pemberian atau berkat-berkat materi yang berlimpah. Bukan karena mujizat-mujizat yang diadakan-Nya bagi kita. Bukan karena suasana ibadah yang semarak dan tempat ibadah yang indah. Lapar dan haus akan Tuhan terjawab saat kita mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus. Pendeknya, kehadiran dan penyataan pribadi Tuhan sendiri adalah pemuas lapar dan haus manusia roh kita. Itu tak tergantikan oleh apapun juga dan selalu akan menjadi kebutuhan manusia roh kita agar tetap sehat dan hidup! Saat kita bersentuhan secara pribadi dengan Tuhan, roh kita pulih dan hidup.
 
Mari jemaat Tuhan, bukan tanpa alasan Tuhan menyampaikan pesan-Nya ini kepada kita. Ia ingin di dalam setiap kehidupan rohani umat-Nya mengalami suatu kebangunan rohani atau revival. Dampak sebuah kebangunan rohani dalam kehidupan orang percaya akan membuat rencana Tuhan digenapi di bumi ini dan bumi penuh dengan kemuliaan-Nya. Selamat mengalami lapar dan haus akan Tuhan yang sejati!
 
Tuhan Yesus memberkati!

25 Februari 2018 – Miliki Rasa Lapar Dan Haus Akan Kebenaran

| Warta Jemaat |
About The Author
-