20 Mei 2018 – Berjalan Dalam Kepenuhan Tuhan

Yehezkiel 47:1-5 (5) Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
 
Suatu ketika Tuhan memberi penglihatan kepada Yehezkiel tentang Bait Suci-Nya yang kudus, di mana pintu gerbangnya menghadap ke arah timur, ke arah di mana kemuliaan Tuhan dinyatakan:  “… sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.”  (Yehezkiel 47:1). Adapun aliran air yang keluar dari bait suci itu mengalir makin lama makin dalam:  mulai dari pergelangan kaki, sampai di lutut, naik sebatas pinggang, dan akhirnya air itu meluap seperti sungai sehingga orang tidak dapat berjalan atau menyeberanginya. 
 
Setiap pemercaya Kristus yang telah lahir baru mestinya telah memiliki pengurapan Tuhan di dalam hidupnya. Namun demikian, setiap individu harus bertanggung jawab untuk menjaga dan menambah-nambahkan tingkat pengurapannya. Itulah sebabnya, mengapa kita sering melihat ada orang-orang percaya yang berjalan di dalam pengurapan yang berbeda. Yang satu memiliki pengurapan yang lebih besar dibandingkan yang lainnya. Alkitab telah mengajarkan bahwa setiap orang percaya hendaknya senantiasa dipenuhi dengan Roh Kudus secara kontinyu atau terus menerus (Ef. 5:18).
 
Nubuatan yang disampaikan oleh nabi Yehezkiel di atas telah memberikan gambaran dengan jelas kepada kita bagaimana tingkat kehadiran Tuhan dan kuasa-Nya dapat bertambah-tambah di dalam kehidupan orang percaya. Digambarkan di sana, ada pribadi (malaikat) yang membawa tali pengukur, lalu melakukan pengukuran pada setiap seribu hasta. Dari tingkat pencapaian terrendah, hingga tingkat pencapaian tertinggi yang direpresentasikan dengan air yang meninggi sehingga orang tidak dapat berjalan lagi, melainkan berenang mengikuti aliran. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau setiap kita orang percaya di dalam Kristus senantiasa berjalan terus dalam kepenuhan pengurapan Roh Kudus. Banyak orang percaya yang tidak menyadari bahwa mereka adalah bait suci atau bait Roh Kudus dimana “air” mengalir keluar dari dalam baitnya. Alih-alih mengaktivasi kuasa yang ada di dalam dirinya, banyak pemercaya yang cukup puas hanya dengan menjadi penonton dari kuasa Tuhan. Mereka hanya menyaksikan betapa orang lain berjalan mengalir dalam kuasa pengurapan Roh Kudus yang luar biasa. Tuhan mau, kita sendiri juga mengalaminya. 
 
Beberapa hal yang dapat kita tangkap lewat pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
(1). Menyadari bahwa ada ukuran kepenuhan yang harus dicapai
 
Yeh. 47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
 
Empat kali malaikat di dalam penglihatan Yehezkiel dengan hati-hati mengukur setiap seribu hasta. Tahap pertama ia mengukur seribu hasta dan menyuruh Yehezkiel masuk ke dalam air, dalamnya hanya sampai di pergelangan kaki. Mengalami jamahan kuasa Roh Kudus itu indah, tetapi jangan lupa, ukuran “pergelangan kaki” adalah ukuran yang paling minimum. Sangat menyedihkan kalau ternyata banyak orang percaya yang puas l hanya diam di level ini. Tingkatan yang tidak memberikan dampak ilahi apa-apa terhadap siapa pun, karena masih hidup di dalam hawa nafsu dan kedagingan.
 
Tingkatan selanjutnya adalah, level “selutut.” Pengurapan pada level ini tidaklah terlalu banyak berbeda dengan level “mata kaki”, kecuali sedikit lebih di dalam kehidupan doanya. Namun tetap tidak berani melangkah lebih dalam ke wilayah yang ia belum pernah alami, padahal Tuhan sudah menyediakan sesuatu yang lebih bagi dirinya.
 
Tingkatan selanjutnya adalah level “sepinggang”, dimana tipe ini sudah terlibat aktif di dalam pekerjaan Tuhan dan berhubungan dengan banyak orang. Namun orang di level ini masih sering membatasi diri dan tidak berani menyerahkan diri sepenuhnya kepada tuntunan Tuhan, meskipun setengah dari badannya sudah terendam air.
 
Tingakatan terakhir adalah level “berenang”, yang merepresentasikan orang percaya yang hidup dalam iman serta berjalan dalam tuntunan kuasa firman dan Roh Kudus. Type yang tidak dipengaruhi oleh keadaan sekeliling, ke mana pun pergi selalu menghasilkan buah dan terjadi kehidupan. 
 
(2). Menyadari bahwa ada tanggung jawab pada setiap level pengurapan yang dicapai
 
Yeh. 47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
 
Daud adalah contoh seorang yang dipercayakan tanggung jawab oleh Tuhan seiring dengan pengurapan yang terus bertambah-tambah di dalam dirinya. Dari pengurapan pertama yang diterima secara langsung dari nabi Samuel lewat penuangan minyak, Daud bertumbuh di dalam pengurapan demi pengurapan yang menghasilkan otoritas dan pengaruh yang semakin besar di dalam hidupnya.
 
Setelah menerima pengurapan yang pertama, Daud membunuh singa dan beruang yang mencoba mencuri kambing dombanya. Ini adalah ujian pertama yang Tuhan berikan sebelum masuk ke dalam promosi berikutnya (Luk.16:10). Pengurapan selanjutnya, membawa Daud untuk “dipertemukan” dengan Goliat. Jika ia tidak memraktekkan pengurapan ilahinya dengan membunuh singa dan beruang, mungkin ia tidak memiliki keberanian dalam menghadapi Goliat. Hal inilah yang selanjutnya membawa Daud duduk makan semeja dengan raja Saul.
 
Pengurapan selanjutnya yang Daud terima lewat hubungan yang ia terus bangun bersama Tuhan hingga terjadinya peristiwa Gua Adulam, dimana Daud mulai dipercaya Tuhan untuk memimpin 400 pasukannya sendiri. Ujian Ziklag yang gemilang menghasilkan Daud diurapi oleh orang-orang Yehuda untuk menjadi raja atas Yehuda (2 Sam.2: 4). Tujuh tahun setelah itu, pada usia 40 tahun Daud diurapi untuk menjadi raja atas kerajaan yang sesungguhnya, yang Tuhan janjikan, yaitu menjadi raja atas Israel. Masa penantian dari pengurapan yang pertama hingga pelantikannya sebagai raja memakan waktu kurang lebih 20 tahun. Itu merupakan masa yang dipakai Daud di dalam membangun pengurapannya.
 
Mari jemaat Tuhan, jangan menganggap pengurapan adalah sesuatu yang biasa atau khusus orang-orang tertentu saja. Ketika kita membangun level kepenuhan di dalam Kristus hari lepas hari, seiring dengan itu pula Tuhan mulai memercayakan sesuatu yang lebih besar kepada kita. Ingat kalau kita perhatikan pesan demi pesan Tuhan hari-hari ini selalu berhubungan dengan ukuran: ukuran kapasitas, ukuran prioritas, dan kali ini adalah ukuran kepenuhan. Bertambah-tambahlah terus di dalamnya.
 
Tuhan Yesus memberkati!

20 Mei 2018 – Berjalan Dalam Kepenuhan Tuhan

| Warta Jemaat |
About The Author
-