Matius 10: 7- 8  Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.

Inilah kali pertama Yesus mengutus murid-murid-Nya secara resmi untuk pergi memberitakan Injil kepada orang-orang, setelah sebelumnya Ia memperlengkapi para murid dengan kuasa dari Sorga. Pada waktu Yesus mengutus murid-murid-Nya itu, Ia menekankan bahwa mereka harus bertindak seperti diri-Nya sendiri. Karena hanya apabila mereka bertumbuh dalam keserupaan dengan diri-Nya sajalah maka mereka dapat melakukan pekerjaan pelayanan mereka dengan efektif.

Ketika Yesus bersabda: “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat 10: 8), sebenarnya Ia sedang mengajarkan para murid-Nya lebih daripada sekedar tentang bagaimana cara melayani orang-orang lain. Yesus adalah Pribadi yang selalu bergantung kepada Bapa-Nya, karena Ia percaya bahwa Allah Bapa akan memenuhi segala kebutuhan-Nya, sehingga Yesus dengan bebas dan penuh kemurahan hati memberikan semua yang telah Ia terima dari Bapa-Nya di Sorga. Atas dasar alasan inilah Yesus mengatakan kepada kedua belas murid-Nya untuk tidak menjadikan upah atau hal-hal lainnya sebagai motivasi pelayanan mereka. Sesungguhnya, Allah Bapa sendirilah yang akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan.

Pada dasarnya tidak terlalu banyak tugas yang Yesus perintahkan untuk dilakukan murid-murid-Nya, selain memberitakan Injil Kerajaan Sorga, menyembuhkan orang sakit, dan mengusir setan-setan. Namun, semua tugas ini sesungguhnya berkaitan erat dengan pendelegasian kuasa dan otoritas yang Tuhan percayakan kepada para murid, termasuk kita. Tuhan ingin agar kita tidak memikirkan seberapa banyak tugas yang Tuhan percayakan, tetapi bagaimana mempraktekkan kuasa yang Tuhan berikan ke dalam setiap tugas yang dipercayakan-Nya.

Inilah pesan yang Tuhan berikan kepada kita di minggu ini. Bagaikan sebuah bejana penampung air yang sebenarnya berfungsi untuk menyalurkan apa yang ada di dalamnya, namun  tidak pernah digunakan, maka bejana tersebut tidak akan pernah menerima aliran yang baru. Bahkan kandungan yang ada di dalamnyapun akan menjadi kotor. Seperti itulah gambaran kuasa ilahi yang Tuhan ingin kita salurkan ke dalam setiap bidang penugasan yang dipercayakan kepada kita.

Beberapa hal yang berkaitan dengan kuasa ilahi, adalah bahwa:
(1). Kuasa itu sudah Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya

Markus 16: 16- 17  Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, …

Sesungguhnya kuasa ilahi itu secara otomatis telah diberikan kepada mereka yang percaya dan dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kita dipanggil bukan sekedar untuk menjadi “orang Kristen” pada umumnya yang berperilaku dan bertindak tidak jauh berbeda dengan kebanyakan orang dunia. Kita dipanggil untuk menjadi anak Tuhan dengan status sebagai warga Kerajaan Sorga melalui kelahiran baru dalam Kristus Yesus. Dan sebagai warga Kerajaan Sorga keberadaan kita bukan sekedar cukup diselamatkan dan hidup menikmati janji-janji Tuhan saja, tetapi menjalani kehidupan dengan tujuan dari Tuhan yang jelas. Dan untuk menjalani hidup yang bertujuan ilahi itu, maka kuasa dari Sorga perlu diaktivasi.

Rasul Paulus adalah contoh seorang yang memiliki ketegasan dalam hal menarik garis batas yang jelas antara kehidupan lama sebelum menjadi pengikut Kristus dengan kehidupan yang baru. Setelah menjadi pengikut Kristus, ia menyadari tujuan hidupnya yang baru, yaitu menjadi alat pilihan Tuhan untuk memberitakan nama Yesus kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel (Kis. 9: 15). Kesadaran akan tujuan hidup yang jelas di dalam Kristus itulah yang membuat rasul Paulus tidak ragu-ragu untuk mengaktivasi kuasa yang sudah Tuhan percayakan kepadanya sejak awal. Bagaimana dengan kita?

(2). Gunakan otoritas ilahi untuk mengaktivasi kuasa itu

Kis. 3: 6  Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”

Kalau kita perhatikan, Petrus tidak berdoa terlebih dulu dan meminta Tuhan menyembuhkan orang lumpuh di dekat pintu gerbang Bait Allah. Melainkan ia berkata kepada orang lumpuh ini, ” … tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu.” Hal ini tidak berarti bahwa Petruslah yang menjadi sumber kesembuhan tersebut, karena dalam Kis. 3: 12 Petrus sendiri berkata kepada orang-orang untuk tidak menatap dirinya seolah-olah ia adalah sumber kesembuhan tersebut. Kenyataan sebenarnya adalah, kuasa Tuhanlah yang telah menyembuhkan orang lumpuh itu, tetapi kuasa itu terjadi di dalam otoritas Petrus sebagai seorang murid Kristus.

Petrus berkata dalam ay. 16 bahwa, karena kepercayaan dalam nama Yesuslah, maka nama itu telah menguatkan orang yang lumpuh ini; dan kepercayaan itu telah memberi kesembuhan kepada orang ini di depan semua orang. Tuhan sudah melakukan bagian-Nya dengan memberikan kuasa di dalam Petrus. Tanggung jawab Petrus adalah melepaskan kuasa ilahi itu, seperti yang telah ia lakukan.

Itulah sebabnya, kalau kita perhatikan Tuhan Yesus memberikan perintah kepada semua murid-murid-Nya, tidak dengan berkata: “Berdoalah bagi yang sakit!”, melainkan dengan berkata: “Sembuhkanlah orang sakit!” Ada perbedaan nyata di antara keduanya. Hal itu berkaitan dengan pengoperasian otoritas atas kuasa yang sudah Tuhan berikan kepada setiap kita.

Mari umat Tuhan, inilah tahun dimana Tuhan mau kita lebih lagi menyadari bahwa kepada kita telah diberikan kuasa ilahi. Dan kuasa itu harus dioperasikan lewat sarana otoritas yang kita miliki sebagai murid-murid Kristus. Dengan itu, maka tanda-tanda dan mujizat akan semakin terlihat nyata di dalam setiap tugas yang dipercayakan, sehingga nama Yesus semakin dikenal.

Tuhan Yesus memberkati!

19 Oktober 2014 – Menggunakan Kuasa Yang Tuhan Sudah Berikan

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.