16 Desember 2018 – Kesempatan Itu Adalah Sekarang

Yohanes 9:1-4 (4) Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. 
 
Kehidupan yang menurut kehendak Tuhan merupakan hasil dari kehidupan kekristenan yang disiplin. Dan kehidupan yang disiplin ternyata tidak terlepas dari pemakaian waktu yang disiplin pula. Kerinduan setiap orang percaya adalah tentu ingin meneladani Yesus. Jika kita ingin meneladani Yesus, maka salah satunya kita juga harus mendisiplinkan diri dalam menggunakan waktu. Yesus melakukan hal itu. 
 
Tuhan  memberi kita waktu dan pekerjaan untuk kita lakukan di bumi selama kita hidup. Semakin kita menjadi seperti Dia, semakin kita mengerti, mengapa waktu yang Tuhan berikan kepada kita harus digunakan secara disiplin.
 
Waktu merupakan sarana yang Tuhan gunakan dalam penilaian-Nya atas kita. Dari berbagai kisah dan perumpamaan di Alkitab sering kita melihat bagaimana prestasi seseorang dinilai Tuhan berdasarkan hitungan atau pertanggungjawaban atas sesuatu hal yang melibatkan waktu di dalamnya. Misalnya, perumpamaan tentang talenta, dimana sang tuan memercayakan sejumlah talenta kepada tiga hambanya untuk dikelola sementara ia pergi. Waktu berjalan, hingga sang tuan suatu hari kembali untuk meminta pertanggungjawaban kepada masing-masing hambanya itu. 
 
Ketika Tuhan turun ke dunia dalam rupa manusia, ada rentang waktu yang harus diselesaikan oleh Pribadi yang bernama Yesus. Dari sejak dilahirkan di palungan Betlehem hingga selesainya seluruh mandat yang dipercayakan Sorga kepada-Nya, yaitu mati di atas kayu salib. Dan pencapaian Yesus ditandai dengan keluarnya ucapan dari mulut Yesus, yang berbunyi, “Sudah selesai!” Artinya, ketika Sorga mengutus, ada periode waktu yang terlibat di dalamnya dan itu diselesaikan oleh Yesus tepat sesuai waktu yang dikehendaki Sorga. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Hari-hari yang kita hadapi sekarang ini adalah hari-hari yang penuh dengan kejahatan. Banyak “pencuri-pencuri waktu” yang adalah kaki tangan dunia, kedagingan dan iblis, yang beraksi dalam berbagai bentuk mencoba untuk memengaruhi orang-orang percaya untuk terikat dengan berbagai kegiatan yang menyita waktu, sehingga tujuan semula keberadaan mereka menjadi kabur. Akibatnya, kesempatan untuk melakukan pekerjaan Tuhan menjadi terabaikan. Lewat pesan-Nya ini, Tuhan menyatakan bahwa ada waktu yang sedang berdetak ke arah kesudahan segala sesuatu, dan waktunya itu tidak terlalu lama. 
 
Beberapa hal yang perlu kita miliki sehingga kita cakap di dalam menggunakan waktu-waktu yang ada di dalam melakukan kehendak Tuhan adalah ketika memiliki: Primacy, Responsibility, Activity, Urgency dan Intimacy. 
 
(1). Memiliki kesadaran akan hal yang terpenting (Primacy). 
 
Yoh. 9:4 Kita (Aku) harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, … (NKJV.: I must work the works of Him who sent Me…) 
 
Perkataan “I must work” atau “Aku harus mengerjakan” yang diucapkan Yesus ini mengandung arti bahwa Ia harus mengerjakan pekerjaan ini, karena ini adalah pekerjaan yang penting yang dipercayakan sorga kepada diri-Nya, karena untuk itulah Ia datang ke dunia. Jadi, Yesus tahu sekali tujuan keberadaan-Nya di bumi, yaitu untuk melakukan kehendak Bapa Sorgawi. Hal yang sama pula yang Tuhan kehendaki dari kita umat-Nya, yaitu menyadari apa yang terpenting yang harus kita lakukan sementara kita di bumi ini. 
 
Ketika bertemu dengan orang yang buta sejak lahirnya dalam perjalanan, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa ada pekerjaan Tuhan yang harus dilakukan terhadap orang buta ini, yaitu mencelikkannya. Bukankah hari-hari ini kita melihat ada begitu banyak orang yang mengalami kebutaan. Buta yang dimaksud bukan hanya buta secara fisik saja, namun juga kebutaan secara rohani. Ketika kita menyadari bahwa itu adalah hal penting yang Tuhan percayakan kepada kita, maka otomatis kita bersegera melakukannya. 
 
(2). Memiliki rasa tanggung jawab (Responsibility) 
 
Yoh. 9:4 Kita (Aku) harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, …
 
Ternyata kata “I must” (Ibr. Dei) juga mengandung makna sang penerima tugas menyadari bahwa ini adalah tugas penting dari Tuhan, maka ia harus menerima dan melaksanakannya sebagai wujud tanggung jawab yang diberikan. Orang yang memiliki tanggung jawab tentu saja berbeda dengan orang yang menerima tugas karena paksaan. Orang yang bertanggung jawab akan memiliki beban moral untuk melaksanakan dan menyelesaikan apa pun yang dipercayakan kepadanya. 
 
Ketika mengatakan hal ini kepada para murid, Yesus dalam arti kata lain sedang berkata bahwa kalau para murid menyadari bahwa ini adalah hal yang penting dari sorga, maka sepatutnya dilakukan dengan penuh tanggung jawab dan bukan sekedar paksaan. Orang yang memiliki tanggung jawab tidak menganggapnya sebagai beban berat yang harus dipikul, namun sudah menjadi bagian dari kehidupan. Orang yang demikian tidak akan berlambat-lambat dalam melaksanakan pekerjaan Tuhan. 
 
Mari jemaat Tuhan, banyak orang yang tidak menyadari bahwa hari ini akan menjadi hari yang terakhir dalam kehidupan mereka. Seandainya saja mereka dapat mengetahui hal itu sebelumnya, mereka tentu akan memanfaatkan waktu yang mereka miliki dengan lebih baik. Akan datang malam dimana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Oleh sebab itu, selamat melaksanakan pekerjaan yang Tuhan percayakan hari ini!
 
Tuhan Yesus memberkati! 

16 Desember 2018 – Kesempatan Itu Adalah Sekarang

| Warta Jemaat |
About The Author
-