12 November 2017 – Mewaspadai Penipuan

Matius 7:15-20 (15) “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
(16) Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?

Salah satu bahaya terbesar yang kita hadapi hari-hari ini bukanlah tentang perubahan yang terjadi di dunia. Memang betul, bahwa dunia sedang mengalami perubahan bahkan sedang menuju kebinasaannya, dan hal itu sedikit banyak berdampak pada kehidupan kita meskipun tidak secara langsung. Menurunnya moralitas kehidupan yang terjadi di sekeliling kita sudah tentu akan membuat kita lebih sulit menjalankan kehidupan yang kudus, namun tidak dapat mengubah diri kita di dalam Tuhan.

Iklim politik sebuah bangsa juga dapat berubah, namun perubahan-perubahan tersebut sebetulnya tidak dapat memengaruhi tujuan Tuhan dalam hidup kita. Perubahan di berbagai bidang akan terus terjadi. Namun perubahan-perubahan yang datang dari luar tersebut sebetulnya tidak akan terlalu membahayakan. Perubahan yang paling membahayakan adalah sesuatu yang masuk ke bagian dalam kehidupan rohani orang-orang percaya. Inilah yang bisa mengubah tujuan kekal seseorang.

Dalam Matius 7:15-20 Yesus sudah memperingkan orang-orang tentang adanya nabi-nabi palsu yang memimpin kepada berbagai penyesatan. Mereka adalah orang-orang yang berbahaya. Mengapa berbahaya? Sebab apabila seorang percaya memercayai kebohongan yang mereka sampaikan, maka mereka akan mengubah bagian dalam kehidupan orang percaya tersebut. Ujung-ujungnya mereka akan memengaruhi dan membelokkan tujuan Tuhan dari orang tersebut tanpa disadari. Mereka akan datang dan menipu dengan cara menyampaikan kebohongan yang diakuinya sebagai kebenaran.

Yesus sudah memberikan peringatan tentang semua ini jauh-jauh hari sebelumnya, bahwa penyesat-penyesat ini akan tampil bukan sebagai sosok serigala yang menakutkan sebagaimana mereka sesungguhnya, namun akan tampil menyamar sebagai domba-domba. Mereka akan mengenakan “pakaian” seperti layaknya domba-domba atau pun “pakaian” seperti para gembala. Mereka akan tampil seolah-olah seperti sedang memberikan sesuatu makanan yang baik, namun sesungguhnya mereka sedang membelokkan jalan dan mengeksploitasi domba-domba untuk keuntungan diri mereka sendiri.

Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau kita mewaspadai adanya penipuan-penipuan yang bisa terjadi di sekeliling kita. Mengapa kita harus mewaspadainya? Karena pelaku penipuan tidak muncul sebagai sosok yang menakutkan dengan memakai label tulisan “penipu” yang digantungkan di lehernya. Tidak. Mereka sendiri bahkan mungkin tidak menyadari bahwa diri mereka adalah penipu. Orang yang sedang ditipu seringkali tidak menyadari bahwa ia sedang ditipu, hingga sampai suatu titik tertentu mereka menyadari bahwa mereka sudah ditipu. Melalui pesan ini juga kita diperingatkan bahwa orang percaya pun bisa “menipu” dirinya sendiri.

Beberapa hal yang perlu kita perhatikan melalui pesan Tuhan tentang mewaspadai penipuan ini, di antaranya adalah:
(1). Memerhatikan buah yang dihasilkan

Matius 7:16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri?

Seringkali kita mengalami kesulitan dalam mengenali kualitas sesungguhnya dari seseorang apabila hanya mengamati penampilan luarnya saja, karena apa yang terlihat dari luar belum tentu mewakili apa yang terdapat di dalamnya. Bukankah Yesus melalui pengajaran “Kotbah di bukit”-Nya yang terkenal itu sudah memeringatkan bahwa si penipu tidak akan memunculkan wajah “serigalanya”, melainkan akan menyamar dengan mengenakan “pakaian” seperti layaknya domba-domba. Jadi, bagaimana kita dapat mengenali mereka? Yesus mengatakan lagi bahwa dari buahnyalah kita akan dapat mengenali mereka.

Yesus mengajarkan bahwa ada orang-orang yang berdiri di atas kebenaran firman yang sejati (the righteous) dan ada orang-orang yang berdiri di atas kebenarannya sendiri (the self-righteous). Secara tampak luar mereka terlihat sama. Sama-sama beribadah dan memelajari firman Tuhan. Namun yang membedakan salah satunya adalah di dalam mereka menanggapi firman Tuhan. Yang satu menanggapi firman dengan suatu kerinduan untuk mentaatinya dari hati yang terdalam, sedang yang satunya menanggapi firman sambil mencari celah hukum seperti seorang pembela keadilan di dalam membela kliennya. Dari buah perbuatannyalah akhirnya kita dapat melihat perbedaan dari keduanya.

(2). Memerhatikan dasar pelayanan yang dilakukan

Matius 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?

Perkataan-perkataan ini sebetulnya adalah bentuk tangisan dari orang-orang percaya yang terkejut di hari terakhir ketika mereka mendapatkan diri mereka tidak dikenal oleh Tuhan. Mereka berusaha membela diri mereka di hadapan Tuhan dengan mengatakan bahwa pekerjaan pelayanan yang telah mereka lakukan bukankah dlakukan semua di dalam nama Tuhan. Dari sini kita dapat melihat bagaimana akhir dari orang-orang yang merasa “telah ditipu” oleh dirinya sendiri bahwa apa yang telah dilakukan sudah pasti berkenan di hadapan Tuhan. Bukankah kita pun dapat mengalami hal yang sama?

Mereka salah bukan semata-mata karena telah mengatasnamakan pelayanan mereka berdasarkan nama Tuhan Yesus, namun lebih kepada motivasi-motivasi lain yang mendasari pelayanan mereka. Alkitab mencatat banyak contoh tentang orang-orang yang melakukan hal-hal seperti ini. Di dalam surat Flp.1:15-17 rasul Paulus berbicara tentang mereka yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, dan ada pula yang memberitakan-Nya dengan dasar ambisi pribadi dari pada motivasi yang murni dan atas kehendak Tuhan. Namun rasul Paulus tetap bersukacita bahwa Nama Yesus telah diberitakan terlepas dari motivasi orang-orang tersebut. Yang membedakannya hanyalah pada waktu hari terakhir di hadapan Yesus Kristus sendiri.

Mari umat Tuhan, melalui pesan-Nya ini Tuhan mau kita menginstrospeksi diri kita dan memohon agar Tuhan lebih lagi menyelidiki diri kita. Dengan meluangkan banyak waktu di hadirat-Nya, kita akan semakin mengenal diri kita dan motivasi yang melandasi pekerjaan dan pelayanan kita, di samping kita jugs akan semakin tajam di dalam mewaspadai segala bentuk penipuan.

Tuhan Yesus memberkati!

 

12 November 2017 – Mewaspadai Penipuan

| Warta Jemaat |
About The Author
-