11 November 2018 – Memahami Jalan Tuhan

Yunus 1:2 “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” 
 
Salah satu pelajaran terindah dalam pengiringan kita orang percaya adalah ketika kita belajar untuk mengenali jalan-jalan Tuhan yang luar biasa. Namun jalan Tuhan ini pada kenyataannya seringkali bertentangan dengan jalan-jalan kita atau tidak sesuai dengan apa yang kita kehendaki.
 
Terkadang jalan Tuhan itu aneh dan sulit dipahami menurut penilaian dan pandangan kita. Dan hal ini sulit untuk dibayangkan maupun digambarkan. Jalan-jalan Tuhan terkadang juga sering kali bertentangan dengan apa yang kita inginkan dan kita harapkan. Sebab memang betul bahwa ada tertulis bahwa  rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita (Yes. 55:8-9).
 
Lalu timbul pertanyaan dalam hati kita, mengapa Tuhan mendesign jalan-jalan-Nya sedemikian rupa? Bagi mereka yang belum memiliki kebersamaan dengan Tuhan akan mengira dan beranggapan bila jalan Tuhan itu akan selalu serupa atau sama dengan kehendak yang kita ingini sendiri. Sehingga sering kali orang salah kaprah dan terlalu cepat menyimpulkan. Misalnya, apabila sesuatu telah terjadi didalam kehidupannya, dan yang terjadi tersebut sesuai dengan kehendak dan harapannya, maka ia dengan cepat akan menyimpulkan bahwa Inilah jalan Tuhan. Namun sebaliknya, apabila ada sesuatu hal yang terjadi dalam kehidupannya tidak sesuai dengan harapannya, maka ia akan menyatakan bahwa itu bukanlah jalan Tuhan.
 
Yunus agaknya kurang memahami ketika ia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke kota Niniwe untuk berseru terhadap orang-orang di sana. Secepat ia diperintahkan Tuhan untuk pergi ke Niniwe, secepat itu pula ia memutuskan untuk pergi ke Tarsis. Tempat yang ia pikir kurang lebih sama dengan Niniwe. Namun pilihan Yunus untuk pergi ke Tarsis membuat ia harus berhadapan dengan suatu situasi yang tidak seharusnya ia alami, yang membuat akhirnya ia tetap harus ke Niniwe. 
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan mau kita berjalan mengikuti arah dan perintah-Nya yang seringkali tidak sesuai dengan kehendak kita. Yang dimaksud dengan “tidak sesuai” memang datang dari beragam penyebab, di antaranya adalah ketidaksiapan, merasa tidak adil ketika melihat jalan yang ditempuh oleh orang lain, enggan keluar dari kenyamanan, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, jalan Tuhan adalah jalan Tuhan yang harus kita jalani. 
 
Beberapa prinsip yang harus kita pahami berkaitan dengan pesan Tuhan ini, di antaranya adalah:
 
(1).  Kekristenan adalah tentang bergerak pergi dan berhadapan dengan orang-orang. 
 
Yun. 1:2 “Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.” 
 
Apabila kita perhatikan di Alkitab, apa yang Tuhan lakukan terhadap orang-orang yang telah Ia pilih? Ia ingin rancangan yang telah Ia buat digenapi dan dilaksanakan oleh orang-orang pilihan-Nya tersebut. Ia selalu memerintahkan orang-orang pilihan-Nya untuk pergi melaksanakan tugas, setelah sebelumnya, tentunya, orang itu menangkap tepat tugas yang harus ia lakukan. Hal ini tercermin lewat apa yang Tuhan lakukan terhadap Yunus dan tokoh-tokoh lainnya. 
 
Disadari atau tanpa disadari, semua orang setuju dengan predikat yang telah melekat pada diri Yunus selama berabad-abad, yaitu seorang hamba yang gagal, seorang yang lari dari tugas yang dipercayakan Tuhan, atau seorang yang menjauh dari perintah Tuhan. Dan tidak ada seorang pun yang mau disamakan dirinya dengan tokoh Yunus ini. Namun, kita tidak menyadari bahwa seringkali kita tidak lebih baik dari Yunus. Tuhan telah memerintahkan kita untuk pergi ke “Niniwe”, bertemu dengan orang-orang lalu memperkenalkan Kristus lewat keberadaan kita, namun seringkali dilewatkan. 
 
(2). Kekristenan adalah tentang kesempatan melaksanakan mandat dari Tuhan. 
 
Yun. 1:17 Maka atas penentuan TUHAN datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya. 
 
Masuknya Yunus ke dalam perut ikan dan tinggal di dalamnya selama tiga hari tiga malam sampai akhirnya ia dimuntahkan oleh ikan tersebut di sebuah daratan tidak jauh dari kota Niniwe merupakan anugerah dari Tuhan yang luar biasa. Tuhan masih memercayakan Yunus sebuah tugas yang sama, yaitu untuk pergi ke Niniwe dan menyampaikan seruan pertobatan disana. Bersyukur bahwa Yunus masih dipercayakan sebuah mandat yang luar biasa oleh Tuhan. 
 
Padahal sebetulnya, Tuhan bisa saja memercayakan tugas pelayanan ke Niniwe tersebut pada orang lain yang jauh lebih baik dari Yunus. Tuhan sebetulnya memiliki “segudang” orang-orang terbaik-Nya untuk melaksanakan mandat Kerajaan sorga. Ada orang-orang jauh lebih cakap dari kita, yang lebih gesit di dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan. Ketika Tuhan memercayakannya kepada kita, tentunya Tuhan belum selesai “berurusan” dengan kita, karena Ia memiliki tujuan di balik semuanya itu, sebagaimana Tuhan memercayakan Niniwe kepada Yunus. 
 
Mari jemaat Tuhan, apapun tugas yang Tuhan percayakan kepada kita janganlah selalu menganggapnya sebagai suatu beban berat yang harus kita emban, melainkan responi itu sebagai sebuah kehormatan dan kesempatan bagi kita. Selamat melaksanakan mandat dari Tuhan! 
 
Tuhan Yesus memberkati! 
ReplyReply AllForwardEdit as new
 
 

11 November 2018 – Memahami Jalan Tuhan

| Warta Jemaat |
About The Author
-