Matius 5:14  Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.

Dalam kotbah di bukit-Nya, Yesus berbicara kepada orang banyak dan murid-murid – gereja-Nya – dan Ia berkata kepada mereka, “Kamu seperti kota yang terletak di atas sebuah gunung dan kota semacam itu tidak bisa disembunyikan”. Untuk dapat memahami ajaran indah dari Tuhan Yesus ini, kita harus mengetahui apa yang ada di balik semua itu. Ingatlah bahwa pada waktu itu Tuhan Yesus sedang berbicara dengan orang-orang Yahudi yang dari sejak kecilnya telah dididik dalam PL sehingga mereka sudah sangat mengenal ayat-ayat Firman Allah. Dan ketika mereka mendengar kata-kata ini: “Kamu seperti kota yang terletak di atas gunung.”, maka mereka langsung mengerti kota apa yang dimaksud Yesus.

Orang Yahudi sudah sangat paham bahwa hanya ada satu kota yang terletak di atas gunung yang pantas diperbincangkan, yaitu kota Yerusalem. Bagi mereka, Yerusalem lebih dari sekedar kota bersejarah yang mengandung nilai historis tinggi yang patut diperbincangkan. Alkitab dalam Yesaya 2:2-3 mencatat betapa luar biasanya kota yang terletak di atas gunung ini. Yerusalem yang secara geografis memang lebih tinggi dibandingkan semua kota yang lain di wilayah itu, merupakan kota panutan, bukan hanya bagi orang Yahudi saja, tetapi juga bagi segala bangsa dan suku bangsa di dunia. Mereka semua akan berduyun-duyun naik ke Yerusalem, karena di kota tersebut ada hadirat dan firman Tuhan serta pengajaran yang benar tentang jalan-jalan Tuhan yang membawa kepada keselamatan.

Sekarang kita mulai mengerti bahwa ketika Yesus sedang berkata, “Kamu adalah kota yang terletak di atas gunung” maka kota yang dimaksud adalah kota yang disebut oleh Yesaya, yaitu suatu tempat di mana semua bangsa akan datang untuk keselamatan mereka. Mereka akan tahu bahwa Allah ada di atas gunung di kota itu. Yerusalem mendapat panggilan mulia sebagai representasi Allah, yang bersinar sebagai terang dunia. Yerusalem tidak dipilih demi kepentingannya sendiri. Yerusalem dipilih untuk melayani. Melayani dengan cara bagaimana? Melayani sebagai terang Allah kepada bangsa-bangsa sehingga seluruh dunia bisa mengetahui kebenaran Allah. Namun apakah Yerusalem berhasil melaksanakan fungsi tersebut? Ternyata tidak! Mereka gagal.

Seperti dikatakan rasul Paulus dalam Roma 11, akibat kegagalan Israel, maka Tuhan memutuskan untuk, “mematahkan mereka dan kita dicangkokkan ke dalam pohon zaitun.” Itu berarti bahwa kita telah mengambil alih tugas Israel di dunia saat ini. Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di awal tahun 2015 ini, bahwa sebagai umat yang telah ditebus di atas kayu Salib, kita, gereja Tuhan, tidak dipanggil untuk sekedar diselamatkan secara pribadi saja, melainkan juga untuk berfungsi sebagai terang Allah di dunia, seperti layaknya awal mula fungsi kota Yerusalem, yaitu sebagai kota yang terletak di atas gunung, dimana semua orang dan bangsa dapat melihat dan berduyun-duyun datang kepada kita, karena pada kita ada hadirat dan firman Tuhan serta pengajaran yang benar tentang jalan-jalan Tuhan yang membawa kepada keselamatan.

Apa saja fungsi dari pribadi-pribadi yang disebut sebagai kota yang terletak di atas bukit?
(1). Pribadi yang dapat dipercaya dan memikul tanggung jawab yang besar

1 Kor. 4:2  Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.

Adalah suatu kebanggaan ketika Tuhan memercayakan kita, umat-Nya, suatu tugas yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Terlebih apabila tugas yang dipercayakan tersebut adalah merepresentasikan Kerajaan Sorga di bumi. Bangsa Israel awalnya dipercaya Tuhan untuk menjadi “kota yang terletak di atas gunung” dalam pengertian jasmani, dengan menjadikan Yerusalem sebagai pusat hadirat Tuhan dan pengajaran untuk membawa terang kepada bangsa-bangsa agar menerima kebenaran dan keselamatan. Namun sayangnya, apa yang Tuhan percayakan tersebut tidak dilaksanakan sepenuhnya, bahkan mereka tidak segan-segan menganiaya dan menyalibkan Sang Mesias yang seharusnya mereka perkenalkan sebagai “Jalan Keselamatan”

Sebelum memasuki tahun 2015, Tuhan sudah menyatakan visi-Nya bagi kita, yaitu Kerelaan Memberitakan Injil Damai Sejahtera. Tuhan memberikan tanggung jawab untuk menjadi terang dengan memberitakan kabar keselamatan kepada segala suku, kaum dan bangsa. Sekarang kita mengerti ketika Tuhan berpesan agar kita menjadi “kota yang berada di atas bukit”, Tuhan mau kita menjadi pribadi-pribadi yang mau berfungsi sebagai pusat kabar keselamatan dan pengajaran, sehingga banyak orang menemukan “Jalan Keselamatan” yang mereka rindukan. Namun sebaliknya, ketika kita mengabaikan fungsi kita sebagai “kota yang berada di atas bukit”, kita bagaikan pelita yang ditaruh di bawah gantang.

(2). Pribadi yang mendasarkan dirinya di atas kebenaran

Mat. 16:18  Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.

Rasul Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 3:11 bahwa tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Hari-hari ini banyak ‘kejatuhan’ terjadi dimana-mana. Ada bangunan-bangunan yang ambruk, perusahaan-perusahaan yang pailit, pernikahan-pernikahan yang kandas di tengah jalan, jemaat-jemaat yang begitu mudah tertipu karena menelan bulat-bulat berbagai ajaran dan pernyataan yang dikemas dengan memakai nama Yesus, termasuk juga pelayanan-pelayanan yang kandas di tengah jalan. Penyebab semuanya itu adalah karena mereka tidak memiliki dasar yang benar.

Dasar yang benar berbicara tentang memiliki tujuan Tuhan dalam hidup setiap orang percaya. Apakah kehidupan rumah tangga, pekerjaan, dan pelayanan orang percaya dilandasi oleh visi dari Tuhan atau tidak. Yunus diberikan visi oleh Tuhan untuk pergi ke Niniwe memberitakan kabar keselamatan, namun ia memiliki visi pribadi untuk pergi ke tempat lain. Akibatnya, Yunus diombang-ambing badai sampai akhirnya masuk ke dalam perut ikan yang membawanya ke Niniwe.

Kota yang terletak di atas bukit, bagaikan sebuah mercusuar yang dibangun di atas batu karang dengan tujuan mengarahkan kapal-kapal laut agar tidak terhempas kepada batu karang. Dan karena dibangun di atas dasar yang kokoh, maka segala bentuk gelombang laut dan angin badai sudah pasti tidak dapat merobohkan mercusuar tersebut.

Mari umat Tuhan, apapun yang dikatakan orang tentang tantangan dan gelombang yang mungkin menghadang langkah kita di tahun yang baru ini, sepanjang kita berfungsi sebagai “kota yang terletak di atas bukit”, maka tidak ada satupun yang dapat menggoyahkan kita. Bahkan kita dengan aman tiba di tempat tujuan yang dikehendaki Tuhan.

Tuhan Yesus memberkati!

04 Januari 2015 – Kota Di Atas Bukit

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.