1 Raja-raja 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”
 
Suatu hari, di awal pemerintahannya, raja Salomo pergi ke Gibeon untuk mempersembahkan korban, lalu Allah menampakkan diri-Nya kepada Salomo dalam sebuah mimpi dan mengucapkan sebuah pertanyaan yang paling didambakan oleh setiap orang: “Mintalah apa yang hendak Kuberikan kepadamu.” (Ayat 5). Dan berbeda dari jawaban rata-rata kebanyakan orang, Salomo tidak meminta hal-hal apapun selain memohon kepada Allah sebuah hati yang faham untuk menimbang dan membedakan.
 
Sangat menarik apa yang diucapkan Salomo sebagai jawaban! Ia tidak meminta kekayaan; padahal kekayaan berarti kemakmuran dan kesejahteraan bagi kerajaannya. Prestasi seorang pemimpin biasanya dinilai dari kemampuannya untuk membawa kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya. Salomo juga tidak meminta kemenangan atas musuh-musuhnya; padahal pada masa itu, kejayaan seorang pemimpin diukur dengan prestasi militer untuk mengalahkan musuh dan melebarkan wilayah jajahan. Ia juga tidak meminta umur panjang; sebuah keinginan yang dimiliki seorang raja—untuk bisa terus menikmati hidup dan berkuasa; melihat keturunannya jaya selamanya.
 
Salomo tahu bahwa tiga hal itu diperlukan bagi kelangsungan pemerintahanya; ia juga tahu bahwa perkara-perkara itu adalah yang diingini semua orang. Namun Salomo sadar bahwa ada yang lebih penting daripada semuanya, yaitu: “hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat” (Ayat 9).
 
Allah berkenan dengan jawaban Salomo! Sebab, di mata Allah, memang itulah hal yang paling penting di dalam hidup seseorang: kemampuan untuk mengenal apa yang benar menurut standar Allah, dan hidup berdasar standar kebenaran itu! Dalam Alkitab, kemampuan itu sering disebut sebagai hikmat. Hikmat adalah kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang jahat. Salomo mendefinisikannya sebagai “pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah” (Amsal 2:5); atau dalam bahasa Rasul Paulus, kemampuan untuk “membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna” (Roma 12:2).
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Penting sekali bagi orang percaya untuk memiliki ketajaman untuk dapat menimbang segala sesuatu dengan bijak dan memiliki kemampuan untuk membedakan mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang bukan berasal dari Tuhan. Mana yang Tuhan kehendaki dan mana yang tidak Tuhan kehendaki. Tuhan mau tambahkan itu kepada kita! Masih ingatkah pesan Tuhan minggu lalu tentang saatnya orang percaya meninggalkan sifat kekanak-kanakannya dan beralih menuju ke kedewasaan rohani? Kanak-kanak rohani sulit untuk memiliki ketajaman seperti yang dikehendaki Tuhan.
 
Langkah apa yang harus kita lakukan guna memeroleh ketajaman atau hikmat yang dari Tuhan tersebut?
(1). Memintanya kepada Tuhan
 
1 Raja-raja 3:9 Maka berikanlah kepada hamba-Mu ini hati yang faham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat, sebab siapakah yang sanggup menghakimi umat-Mu yang sangat besar ini?”
 
Salomo menyadari bahwa tidaklah mudah untuk memimpin sebuah bangsa besar pilihan Tuhan, apalagi disertai dengan sebuah pengharapan agar kepemimpinannya tidak kalah hebatnya dengan bayang-bayang kepemimpinan raja sebelumnya yang memiliki reputasi besar, yaitu raja Daud, ayah Salomo sendiri. Bersyukur yang dilakukan Salomo bukanlah sebuah kompetisi untuk menandingi ayahnya, namun meminta kepada Tuhan sebuah hati yang faham untuk dapat memimpin dengan baik dan hikmat Tuhan untuk dapat membedakan segala sesuatu dengan tepat. Tujuannya adalah agar ia melakukan hal yang sama berkenannya dengan apa yang dilakukan Daud. 
 
Karena yang diminta oleh Salomo adalah sesuatu yang berkenan di mata Tuhan dan ia tahu persis apa yang dimintanya itu, maka Tuhan mengabulkan permintaannya tersebut. Seringkali banyak orang meminta sesuatu kepada Tuhan, namun ia tidak tahu apa yang dimintanya dan untuk tujuan apa permintaannya itu seandainya dikabulkan okeh Tuhan. Salomo tidak asal meminta. Ia tahu persis mengapa ia meminta hikmat kepada Tuhan dari pada meminta kekayaan, umur panjang dan nyawa dari musuh-musuhnya.
 
 
(2). Persekutuan yang terus-menerus dengan Tuhan dan firman-Nya.
 
Mazmur 25:14 TUHAN bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka.
 
Hikmat diperlukan oleh semua orang. Setiap saat, di dalam konteks kehidupan kita masing-masing, kita dihadapkan dengan keputusan dan pilihan yang harus kita ambil. Dan hanya dengan pertolongan hikmat kita bisa mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kehendak Allah. Dengan pimpinan hikmat sajalah kita dapat menjatuhkan pilihan yang sesuai dengan standar kebenaran Allah. Namun hikmat tidak datang begitu saja. Hikmat akan dapat kita peroleh ketika kita terhubung dalam sebuah perjalanan keintiman yang intensif dengan Sang Sumber hikmat itu sendiri, yaitu Bapa Sorgawi.
 
Namun hubungan keintiman yang kita bangun bersama Tuhan tidak dapat terlepas dari persekutuan kita dengan firman-Nya, karena panduan dari tuntunan yang Tuhan berikan kepada kita harus selalu selaras dengan firman Tuhan. Prinsip-prinsip kebenaran Tuhan yang menjadi pedoman bagi hikmat sudah tercatat di dalam Alkitab. Semua tulisan dalam Alkitab ini diilhamkan oleh Allah, tulis Paulus kepada Timotius (2 Timotius 3:16), dan semua itu bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran. Bukankah manfaat dari firman Tuhan itu sama dengan pengertian dari hikmat?
 
Mari umat Tuhan, ada satu hal lagi yang Tuhan sedang mau tambahkan ke dalam kehidupan kita, sehingga kita dapat tampil di tengah-tengah dunia sebagai sosok yang dapat memberikan jawaban dan solusi yang tepat. Dunia sedang mencari orang-orang bijak yang memiliki hikmat dari Tuhan, dan orang-orang itu adalah kita para pemercaya Kristus.
 
Tuhan Yesus memberkati!

02 April 2016 – Ketajaman Untuk Menimbang Dan Membedakan

| Warta Jemaat | 0 Comments
About The Author
-

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.