01 Oktober 2017 – Jangan Biarkan Firman Jatuh Ke Tanah

1 Samuel 3:19 Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur (NKJV : .. and let none of his words fall to the ground= …tidak ada satu pun dari firmannya yang jatuh ke tanah).
 
Kisah ini dilatarbelakangi kondisi bangsa Israel sebelum masa raja-raja. Ada periode yang sangat panjang – beberapa ratus tahun, dimana Israel kerap mengalami penderitaan akibat penjajahan dari bangsa-bangsa di sekitarnya. Mereka mengalami kelaparan, lalu melalui hakim-hakim yang membebaskan dari penjajahan, bangsa Israel barulah mengalami kedamaian meskipun sifatnya hanya sementara waktu. Dan pada masa-masa tenang inilah bangsa Israel kembali kepada gaya hidup yang santai yang bisa digambarkan sebagai zaman dimana masing-masing orang merasa puas dengan dirinya sendiri, merasa bosan dan acuh tak acuh kepada firman Tuhan dan visinya (I Samuel 3:1).
 
Setelah masa menyapihnya berakhir, Hana menggenapi nazarnya dengan menyerahkan Samuel kecil ke rumah Tuhan, dan di bawah bimbingan imam Eli, Samuel melayani Tuhan. Pada masa-masa itulah Samuel mulai belajar mendengar suara Tuhan.
 
Samuel pada waktu itu belum mengenal Tuhan. Tuhan, secara pribadi, belum pernah menyatakan diri kepadanya. Hal itu disebabkan oleh ketidaktahuannya, ditambah pula ia belum punya pengalaman tentang hal itu. Itulah sebabnya, ketika suara Tuhan baru pertama kali ia dengar, ia tidak mengerti dan tidak memahaminya. Suara itu terdengar di telinganya dan terjadi berulang-ulang kali. Memang benar, dalam kenyataannya suara Tuhan dapat kita dengar, baik lewat roh (hati) kita, lewat mimpi/penglihatan, lewat rhema firman-Nya, atau juga dapat disampaikan melalui telinga seperti yang dialami oleh Samuel.
 
Sebenarnya inti permasalahannya adalah bukan melalui sarana apa Tuhan berbicara kepada kita umat-Nya, namun seberapa kita mau menangkap setiap perkataan firman Tuhan yang datang dengan sarana apa pun kepada kita untuk dilakukan. Karena pada dasarnya, Tuhan selalu rindu untuk menyampaikan isi hati-Nya kepada setiap kita. Bukannya Tuhan tidak pernah berbicara kepada imam Eli (hakim Israel pada waktu itu), namun Eli yang kerap mengabaikan setiap firman yang Tuhan sampaikan. Ia membiarkan firman Tuhan “jatuh berguguran ke tanah.”
 
Inilah yang menjadi pesan Tuhan bagi kita di minggu ini. Tuhan rindu membawa kita kepada tingkat pengaruh yang semakin hari semakin luas dan menjadi seorang pembuat sejarah seperti nabi Samuel. Dan itu dimulai dari ketaatannya kepada suara Tuhan. Ia tidak membiarkan satu firman Tuhan pun “jatuh ke tanah.” Tuhan membawa Samuel, dari seorang pelayan kecil di Bait Suci, lalu dari rumah ke rumah, kota ke kota, mengurapi Saul dan Daud sebagai calon raja, hingga menjadi seorang hakim atas bangsa Israel, menggantikan imam Eli.
 
Beberapa makna lain sekaitan dengan frasa “tidak membiarkan firman jatuh ke tanah”, di antaranya adalah:
(1). Memberitakan seluruh maksud Tuhan tanpa ada yang harus disembunyikan
 
1 Sam.12:23 Mengenai aku, jauhlah dari padaku untuk berdosa kepada TUHAN dengan berhenti mendoakan kamu; aku akan mengajarkan kepadamu jalan yang baik dan lurus.
 
Ketika usia Samuel telah lanjut, ditambah pula posisinya sebagai hakim bagi bangsa Israel telah berakhir, dengan diangkatnya Saul menjadi raja atas Israel, maka Samuel bermaksud pamit diri kepada seluruh bangsa Israel. Di depan seluruh bangsa Samuel “menantang” sekiranya ada dari antara rakyat Israel ada yang telah ia peras, ia tipu, atau pun diambil haknya, maka ia bersedia untuk mengembalikannya. Dan di akhir pidato perpisahannya, Samuel menyatakan kepuasannya bahwa ia telah mengajarkan segala pengajaran yang baik dan lurus sebagaimana yang telah Tuhan ajarkan kepadanya tanpa ada yang ia tutup-tutupi.
 
Seringkali ada pengajar-pengajar atau pun pemberita-pemberita Injil yang tidak berani memberitakan seluruh maksud pesan sebagaimana yang Tuhan taruhkan untuk disampaikan karena beberapa alasan. Ada yang merasa takut bahwa apa yang disampaikan akan menyinggung perasaan banyak orang yang kebetulan hadir, atau pun masih adanya prinsip-prinsip kebenaran yang masih ia langgar sehingga ia enggan untuk menyampaikannya. 
 
Melalui kisah ini integritas Samuel dan para pelayan kebenaran diuji, adakah firman Tuhan yang masih dibiarkan jatuh ke tanah tanpa disampaikan seluruh maksudnya kepada umat Tuhan?
 
(2). Memberitakan seluruh maksud Tuhan tanpa memelintirnya
 
1 Sam. 12:5 Lalu berkatalah ia kepada mereka: “TUHAN menjadi saksi kepada kamu, dan orang yang diurapi-Nya pun menjadi saksi pada hari ini, bahwa kamu tidak mendapat apa-apa dalam tanganku.” Jawab mereka: “Dia menjadi saksi.”
 
Samuel berhakim di hadapan Tuhan dan di hadapan bangsa Israel bahwa ia tidak menerima apa-apa dan tidak memberikan sesuatu apa pun kepada rakyat Israel demi keuntungan pribadinya dengan menggunakan ayat-ayat firman yang ia sampaikan. Firman Tuhan bagaikan batu permata yang terlihat indah dan menawan meskipun dipandang dari sudut mana pun. Firman Tuhan begitu kaya, sehingga semakin kita menelitinya, maka kita akan semakin takjub akan kekayaan dan kedalaman maknanya. Namun seindah apa pun firman Tuhan, kita tetap tidak boleh “memelintir” makna dari firman itu demi kepentingan kita semata-mata.
 
Hari-hari ini ada begitu banyak pengajaran sesat yang beredar, datang mengatasnamakan diri dari kalangan pemercaya Kristus juga. Mereka menggunakan ayat-ayat yang diambil dari Alkitab, namun mereka mengartikannya sekehendak hati mereka sendiri dengan menambahkan dan mengurangi serta ‘memelintir’ makna ayat-ayat tersebut untuk mencapai maksud yang mereka inginkan. Itulah pentingnya kita sebagai orang percaya untuk terus membangun kehidupan rohani hari lepas hari. Dengan itu kita akan semakin dipertajam.
 
Mari umat Tuhan, ketulusan kepada firman Tuhan akan membawa kita kepada pertumbuhan rohani. Dengan ketaatan, kita menjadi peka, dan kepekaan tersebutlah yang memungkinkan kita menerima rahasia-rahasia besar dari Allah. Samuel bertumbuh menjadi seorang hamba yang berkenan dan Allah menyertai Dia, semua dimulai dengan keputusan untuk tidak membiarkan firman Tuhan jatuh ke tanah.
 
Tuhan Yesus memberkati!

01 Oktober 2017 – Jangan Biarkan Firman Jatuh Ke Tanah

| Warta Jemaat |
About The Author
-